Soloraya
Kamis, 22 Februari 2024 - 14:41 WIB

Anak Diduga Bunuh Ibu di Klego Boyolali Diperiksa di Sel Khusus RSUD Simo

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Boyolali, Petrus Parningotan Silalahi. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Supriyadi, 27, anak yang diduga membunuh ibu kandungnya sendiri, Trinem, 66, di belakang rumahnya, Dukuh Randualas RT 002/RW 001, Desa Sendangrejo, Kecamatan Klego, Boyolali, Minggu (11/2/2024), saat ini menjalani pemeriksaan di sel khusus poli kejiwaan RSUD Simo Boyolali.

Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, mengungkapkan polisi memeriksa intensif pemuda itu karena diduga memiliki penyakit mental dan gangguan kejiwaan.

Advertisement

“Saat ini sedang kami lakukan pemeriksaan dengan mengundang dokter ahli kejiwaan. Kami menunggu hasil pemeriksaan dokter spesialis tersebut. Untuk tersangka pelaku ini ada di sel rumah sakit jiwa, masih di Simo,” kata Petrus saat dijumpai wartawan di Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Boyolali, Kamis (22/2/2024).

Kapolres mengatakan butuh waktu untuk bisa memastikan kondisi kejiwaan anak yang diduga membunuh ibu kandungnya di Klego, Boyolali, itu. Polisi juga menunggu hasil periksaan kondisi kejiwaan pemuda tersebut dari dokter ahli kejiwaan.

Advertisement

Kapolres mengatakan butuh waktu untuk bisa memastikan kondisi kejiwaan anak yang diduga membunuh ibu kandungnya di Klego, Boyolali, itu. Polisi juga menunggu hasil periksaan kondisi kejiwaan pemuda tersebut dari dokter ahli kejiwaan.

Petrus menjelaskan Supriyadi belum ditetapkan sebagai tersangka. Namun, Polres Boyolali masih mencari tahu apakah Supriyadi bisa dimintai pertanggungjawaban pidana berdasarkan hasil pemeriksaan dokter.

Sebelumnya, Kapolsek Klego, Iptu Utomo, menyampaikan jika hasil pemeriksaan rumah sakit menunjukkan Supriyadi mengalami gangguan jiwa, akan ada perlakuan khusus untuk anak yang diduga membunuh ibu kandungnya itu.

Advertisement

Terkait penanganan selanjutnya untuk Supriyadi setelah dinyatakan memiliki gangguan jiwa, Utomo mengatakan akan diputuskan oleh dokter di rumah sakit. “Apakah nanti rehabilitasi atau perawatan, itu nanti rumah sakit yang memutuskan dan melaksanakan,” jelas dia.

Sedangkan jika tidak terbukti mengalami gangguan jiwa, Supriyadi akan diproses lebih lanjut sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Diketahui, dugaan Supriyadi telah membunuh ibu kandungnya di Klego, salah satunya berdasarkan kebiasaan pemuda itu yang sering mengamuk ketika emosi.

Penemuan Jasad

Ibu dan beberapa anggota keluarganya pernah menjadi korban amukan Supriyadi. Pria itu pun telah berobat secara rutin di RSUD Simo Boyolali yang dibuktikan dengan adanya kartu berobat yang saat ini telah disita polisi.

Advertisement

Seperti diinformasikan sebelumnya, kasus ini bermula dari penemuan jasad Trinem yang penuh luka di belakang rumahnya di Klego, Boyolali, Minggu (11/2/2024) pagi. Petugas Polsek Klego yang mendapat laporan langsung mengecek tempat kejadian perkara (TKP).

Dari pengecekan polisi ditemukan ada kondisi jasad perempuan lanjut usia itu sudah kaku dan ada bekas luka di bagian wajah. Selain itu polisi menemukan ada batu dan sandal milik Supriyadi di dekat jasad Trinem.

Polisi pun menangkap Supriyadi. Polisi menemukan ada bercak darah di kaki kanan dan kuku tangan kanan pemuda itu padahal tidak ada luka di tubuhnya. Diduga darah tersebut adalah darah ibu kandungnya.

Advertisement

Salah satu tetangga korban, Mustofa, 37, juga menduga perempuan bernama Trinem itu dibunuh oleh anaknya, Supriyadi, yang mengalami gangguan jiwa. “Dia [sang anak, Supriyadi] itu pasien ODGJ. Juga punya riwayat sering mengamuk memukuli ibunya itu,” kata dia kepada Solopos.com di dekat rumah korban, Minggu (11/2/2024).

Ia mengungkapkan Trinem hanya tinggal berdua dengan anaknya itu di rumah tersebut. Suaminya telah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Selama ini, Trinem bekerja sebagai petani untuk menghidupi anaknya.

Mustofa menjelaskan Trinem sering mengungsi ke rumah kakaknya ketika melihat gejala sang anak hendak mengamuk. Supriyadi diketahui menjadi pasien rumah sakit jiwa selama beberapa tahun ini.

Saat kambuh, Supri cenderung melakukan kekerasan. Mustofa menghitung paling tidak sudah ada lima anggota keluarga dekat termasuk Trinem yang menjadi korban. “Tiga harian ini Bu Trinem baru pulang sebelum kejadian, sering menginap di kakak korban saat anaknya sedang kelihatan ngamuk,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif