SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDs. (Image by h9images on Freepik)

Solopos.com, SOLO–Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo mencatat jumlah penderita baru kasus HIV/AIDS pada 2023 mencapai 331 kasus dengan penemuan kasus baru sebanyak 105 kasus.

Ketua Yayasan Lentera Solo, Yunus Prasetyo, mengatakan tren penularan beralih dari penggunaan narkoba suntik menjadi penularan melalui pekerja seks maupun kelompok homoseksual.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pihaknya menegaskan perlu adanya perhatian khusus dari berbagai pihak untuk mencapai target 2030 bebas AIDS.

“Kalau kasus HIV dengan penularan dari pengguna narkoba suntikan itu memang cenderung menurun. Tetapi, justru di sisi pekerja seks, atau kelompok lain seperti homoseksual itu justru meningkat. Terutama di kalangan anak-anak muda yang masih tergolong produktif,” ungkap dia, Kamis (30/11/2023).

Yunus memastikan Yayasan Lentera berupaya memandirikan dan membantu tumbuh kembang anak penderita HIV/AIDS karena tujuan mereka adalah merawat anak-anak dengan virus tersebut.

Kelompok anak muda usia produktif saat ini rentan tertular dari hubungan seksual komunitas gay atau transpuan. Tren yang muncul saat ini adalah banyak anak-anak usia 18-25 tahun mengalami HIV/AIDS.

Menurut Yunus, saat ini perlunya pemahaman terkait seks edukasi dan kesehatan reproduksi untuk anak-anak muda sudah mendesak guna mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS.

Dia juga menyoroti masalah kesehatan reproduksi dan seksual pada remaja belum tertangani sepenuhnya, yang dilihat dari tingginya pernikahan anak usia dini yang menuntun pada kelahiran usia remaja.

Menurut dia, untuk menanggulangi permasalah HIV/AIDS tersebut perlu ada berkolaborasi dengan pemerintah pusat provinsi hingga kabupaten. Selain itu, dukungan dan keberterimaan masyarakat umum bagi penderita HIV/AIDS juga sangat diperlukan. Keberterimaan masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS dinilai sangat berdampak positif pada penderita HIV/AIDS.

“Keberterimaan masyarakat dan pendampingan bagi penderita HIV AIDS ini sangat berdampak positif dan sangat berpengaruh pada kesehatan para penderita HIV AIDS. Mereka secara tidak langsung akan memberikan kenyaman bagi penderita sehingga diharapkan para penderita ini bisa memiliki umur panjang dan bisa berdikari seperti masyarakat pada umumnya,” harapnya.

Senada dengan pernyataan Yunus, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Solo, Widi Srihanto, mengatakan saat ini jumlah kasus baru masih terus bermunculan meskipun kondisinya tengah menurun.

Dia menegaskan perlu adanya kolaborasi dari berbagai elemen untuk mengatasi permasalahan ini mengingat permasalahan HIV/AIDS juga membawa masalah sosial.

Data kumulatif kasus HIV/AIDS Surakarta dari tahun 2020-2023 tercatat mengalami peningkatan. Pada 2020 ditemukan sebanyak 900 kasus, 2021 bertambah menjadi 984 kasus. Selanjutnya pada 2022 menjadi 1.108 kasus, dan 2023 menjadi 1.213 kasus penderita HIV/AIDS.

Sedangkan untuk angka penemuan HIV/AIDS baru di Kota Solo pada 2023 sebanyak 105 kasus. Jumlah tersebut memang cenderung menurun dari tahun sebelumnya yakni 2022 di mana pada tahun tersebut ditemukan 124 kasus baru penderita HIV/AIDS.

Disebutkan Widi, upaya pencegahan penularan HIV/AIDS terus dilakukan di Kota Solo. Kasus yang terlihat seperti fenomena gunung es ini coba dipecahkan lewat hadirnya komunitas dan aktivasi peduli HIV/AIDS sampai di level kewilayahan. Meski jumlah kasus cenderung menurun, namun jumlah kasus HIV AIDS baru masih terus bermunculan.

“Selama ini KPA sudah melaksanakan fungsi pencegahan, penanganan HIV AIDS dibantu oleh Pokja KPA di semua OPD Stakeholder kota, LSM, rumah sakit, puskesmas dan lainnya. Semua ikut serta sesuai dengan tupoksinya masing-masing,” ungkapnya, Kamis (30/11/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya