SOLOPOS.COM - Tangkapan layar video pasangan suami istri Sunarto-Prihati berjalan kaki dari kampus Univet Bantara Sukoharjo ke rumahnya di Desa Padas, Kecamatan Karanganom, Klaten, Rabu (8/5/2024).(Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO – Sepasang suami istri Sunarto dan Prihati berjalan kaki dari kampus Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo ke rumahnya di Dusun Tegalreno, Desa Padas, Kecamatan Karanganom, Klaten sejauh sekitar 41 kilometer (km).

Sunarto ingin menunaikan nazar setelah anak ketiganya lulus kuliah dan menjalani wisuda pada Rabu (8/5/2024). Video laki-laki yang tengah berjalan kaki di pinggir jalan pada malam hari viral di media sosial (medsos).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Laki-laki itu berjalan kaki ditemani seorang wanita yang membawa tas dan selempang bertuliskan cumlade menyisir pinggir jalan raya hingga areal persawahan pada malam hari.

Sosok pasutri itu merupakan orangtua wisudawan Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo yang bernama Wakhid Adi Prasetya bernama.

Wakhid merupakan salah satu wisudawan dengan predikat cumlade. Wakhid berhasil merampungkan studi kuliah dalam waktu empat tahun dengan indeks prestasi kumulatif (IPK), yakni 3,54.

“Anak saya tiga. Anak sulung dan kedua sudah lulus kuliah. Nah, Wakhid ini anak ragil atau terakhir. Nazar saya dulu, jika bisa menguliahkan ketiga anaknya maka berjalan kaki dari kampus ke rumah. Mau dimanapun lokasi kampusnya akan dilakoni,” kata Sunarto, saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (11/5/2024) malam.

Setelah menghadiri prosesi wisuda di kampus Univet Bantara Sukoharjo, Sunarto dan istrinya, Prihati langsung berjalan kaki menuju rumahnya di Karanganom, Klaten. Jarak antara kampus Univet Bantara Sukoharjo ke rumah sekitar 41 kilometer.

Meski didera keletihan dan sengatan matahari, pasutri ini tak patah arang demi menunaikan nazarnya. Mereka terus berjalan kaki menyeberangi jembatan Sungai Bengawan Solo di Serenan dan menyusuri jalan perdesaan.

“Saya sempat keblasuk hampir satu-dua kilometer setelah menyeberangi Jembatan Serenan-Bulakan. Kemudian, tanya-tanya orang lewat dan putar arah melewati jalan-jalan perdesaan,” kata dia.

Saat menyusuri jalan perdesaan pada malam hari, pasutri Sunarto-Prihati sempat istirahat beberapa kali di wedangan. Setelah beristirahat dan makan, mereka kembali berjalan kaki menuju rumah di tengah keheningan malam hari.

Bermodal semangat dan keyakinan, pasutri ini akhirnya tiba di rumah pada pukul 02.00 WIB. Setiba di rumah, mereka disambut tetangga rumah yang terharu atas aksi nazar yang dilakulan pasutri Sunarto-Prihati.

“Saya berjalan kaki sekitar 13 jam. Mulai pukul 13.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB. Ketiga anak saya sudah lulus kuliah. Nazar ini bagian dari doa orangtua agar anak-anak saya selalu diberkahi oleh Allah SWT,” ujar dia.

Sementara itu, anak pasutri Sunarto-Prihati, Wakhid Adi Prasetya mengaku bangga bercampur haru lantaran kedua orangtuanya berjalan kaki berkilo-kilo meter demi menunaikan nazar. Menurut Wakhid, kedua orangtuanya bekerja sebagai petani namun bisa menguliahkan ketiga anaknya hingga lulus.

Dia mengucapkan beribu terima kasih kepada orangtuanya yang telah membimbing dan berjuang sehingga dirinya mampu melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.

“Saya bangga dan terharu, orang tua menunaikan nazar dengan berjalan kaki selama 13 jam ke rumah. Mereka merupakan sosok yang pejuang demi kesuksesan anak-anaknya,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya