SOLOPOS.COM - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suherman saat ditemui di kantor, Kamis (12/1/2023). (Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com, BOYOLALI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali memetakan sejumlah ancaman bencana di wilayah setempat.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Boyolali, Suherman, menjelaskan ancaman bencana di Kabupaten Boyolali meliputi Gunung Merapi, Gunung Merbabu, tanah longsor, kekeringan, angin ribut, banjir bandang dan banjir genangan, kebakaran lahan, dan gempa bumi.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Cukup banyak juga, Gunung Merapi jelas sampai sekarang masih siaga, sudah dua tahun siaga. Kemudian tanah longsor, angin ribut berpotensi juga, kekeringan itu pasti walaupun sudah mulai berkurang. Kemudian banjir bandang, banjir genangan ada di beberapa titik saja, kebakaran lahan, gunung merbabu, dan gempa bumi,” terang dia saat ditemui di kantor, Kamis (12/1/2023).

Sejumlah ancaman bencana di wilayah Boyolali tersebut dibagi berdasarkan kewilayahannya. Misalnya dari ancaman Gunung Merapi dan Gunung Merbabu, daerah paling berisiko terdampak terdapat di pemukiman warga sekitar lereng gunung tersebut, yakni Kecamatan Selo dan sekitarnya.

Bencana tanah longsor rawan terjadi di lokasi-lokasi yang dekat tebing pada musim penghujan, misalnya di jalur Solo Selo Borobudur (SSB) Cepogo – Selo, jalur pemukiman warga di Kecamatan Selo, dan lainnya.

Ancaman banjir bandang di Boyolali Utara, sekitar sungai serang di Kecamatan Wonosegoro, Kecamatan Wonosamodro, dan Kecamatan Kemusu. Selain itu, herman menyebutjan ancaman banjir genangan di beberapa lokasi yang tidak dijelaskan.

Selanjutnya bencana kekeringan rawan terjadi wilayah Boyolali bagian utara.

Boyolali utara juga rawan dengan ancaman tanah bergeser karena karakteristik dari tanah di sana. Lebih lanjut, ancaman angin ribut dan kebakaran bisa mengancam semua wilayah di Boyolali. Lalu, ancaman gempa bumi terdeteksi di Kecamatan Sawit.

“Gempa bumi juga ada potensi, karena Sawit itu waktu gempa di Kabupaten Klaten juga terkena imbas. Di sana juga ada monumen gempa buminya,” ucap dia.

Karena ancaman bencananya tidak hanya tanah longsor, namun juga ada Gunung Merapi, dan lainnya. BPBD Boyolali berupaya menyiapkan segala sesuatu dengan baik dan maksimal, baik itu melalui sister village-nya maupun dengan kajian risiko bencananya.

“Sementara untuk SK [Surat Keputusan] Kedaruratan kami siap terus, kemarin kami sebelum gubernur menurunkan SK Darurat Hidrometrologi, kami November sudah. Nah, untuk awal 2023 ini kami perpanjang paling tidak sampai Februari,” kata dia.

Menurut Suherman, secara keseluruhan, BPBD Boyolali sudah siap dengan tim reaksi cepat dan tim relawan yang ada dalam menyikapi ancaman bencana di wilayah setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya