Solopos.com, WONOGIRI — Atribut politik yang dinilai aneh ditemukan di sejumlah lokasi di Wonogiri. Atribut yang diduga dipasang sejak sepekan terakhir itu bergambar Joko Sutopo-Edy Santosa, pasangan calon bupati-calon wakil bupati Pilkada Wonogiri 2015.
Atribut itu tidak relevan dengan pilkada 2020. Pasalnya, pilkada tahun ini Joko Sutopo berpasangan dengan Setyo Sukarno. Belum diketahui siapa yang memasang dan tujuan pemasangannya.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Pantauan Solopos.com, Kamis (12/11/2020), atribut tersebut terpasang di tembok dekat persimpangan Terminal Giri Adipura, Krisak, Singodutan, Selogiri dan di pertigaan depan Selter Wonogiri atau tempat perhentian angkutan umum tak jauh dari Kantor DPRD.
Positif Covid-19 Meledak Hingga 163 Orang Dalam 6 Hari, Boyolali Terjun Ke Zona Merah
Selain bergambar Joko-Edy, atribut bertuliskan, Wonogiri Joss, Kandang Banteng, dan Loyalitas dalam Berjuang. Gambar Joko-Edy sama dengan foto yang digunakan kedua tokoh tersebut saat berkampanye pilkada 2015. Walau demikian atribut tak menyertakan informasi yang terkait pilkada 2015.
Kata Joss juga bukan merepresentasikan paslon Joko-Edy saat menjadi kontestan Pilkada Wonogiri 2015. Pasalnya, saat itu nama paslon Joko-Edy disingkat menjadi Jos. Kata Joss juga tak merepresentasikan pilkada 2020. Sebab, akronim pasangan Joko-Setyo adalah Josss. Selain di kawasan kota, atribut juga ditemukan di Ngadirojo.
Atribut berbahan MMT. Saat dipegang, atribut terasa halus, warnanya terang, dan tidak ada yang rusak. Warga menilai atribut itu diduga kuat baru dipasang dan bukan atribut kampanye pilkada 2015. Sebab, atribut politik berbahan MMT yang terpasang di tempat terbuka sejak 2015 lalu kemungkinan kecil kondisinya masih utuh dan warnanya terang.
Juru parkir yang bekerja tak jauh dari pertigaan depan selter, Subardi, mengaku melihat atribut di depan selter sejak sepekan terakhir. Saat kali pertama melihatnya dia kaget. Sebab, setahu dia pilkada tahun ini Joko berpasangan dengan Setyo. Sementara, atribut itu bergambar Joko-Edy. Karena itu dia menilai atribut tersebut aneh.
“Yang memasang siapa saya enggak tahu. Kemungkinan dipasang malam hari. Kalau siang hari pasti banyak orang tahu. Yang jelas sebelumnya atribut itu tidak ada,” kata Subardi.
Tak Mempermasalahkan
Terpisah, paslon nomor urut dua, Joko-Setyo atau Josss, tak mempermasalahkan munculnya atribut tersebut. Cawabup Setyo memaknainya sebagai hal positif. Menurut dia atribut itu mengandung pengertian si pamasang berharap kesuksesan yang diraih Joko-Edy pada pilkada 2015 terulang kembali pada pilkada 2020.
Menurut politikus PDIP itu, pemasang mengagumi sosok cabup Joko-Edy sehingga merasa perlu memberi dukungan kepada keduanya. “Visualisasi atribut itu saya pikir menggambarkan dukungan kepada Pak Joko Sutopo. Walaupun gambarnya Pak Joko-Edy menurut saya enggak masalah. Yang terpenting atribut itu mengampanyekan sosok Pak Joko Sutopo. Toh ke depan kalau Pak Joko Sutopo yang menang, saya sebagai cawabup otomatis menjadi wabup,” ucap Setyo.
Jip Wisata Merapi Disiapkan untuk Upaya Evakuasi
Jika ada yang memaknainya sebagai kritik, dia pun tak mempermasalahkannya. Dia tak memungkiri bisa saja pemasangan atribut itu dimaknai sebagai kritik bahwa sosialisasi/kampanye paslon Josss kurang optimal, sehingga ada pihak yang tak mengetahui Joko berpasangan dengan Setyo.
Namun, Setyo meyakini pemasang tahu betul bahwa pada pilkada tahun ini Joko berpasangan dengannya. Jadi, atribut itu dipasang bukan karena pemasang tak mengetahui pasangan Joko pada pilkada tahun ini.