Soloraya
Rabu, 20 Juni 2012 - 17:20 WIB

Aneh, SPANDUK PILGUB DKI Kok Muncul di Solo

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - SPANDUK – Sebuah spanduk berisi dukungan terhadap Jokowi terpasang di Jl Urip Sumoharjo, Ledoksari, Solo, Selasa (19/6/2012). Beberapa spanduk juga terpasang di beberapa tempat di Kota Solo. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SPANDUK – Sebuah spanduk berisi dukungan terhadap Jokowi terpasang di Jl Urip Sumoharjo, Ledoksari, Solo, Selasa (19/6/2012). Beberapa spanduk juga terpasang di beberapa tempat di Kota Solo. (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Pengamat politik Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, mempertanyakan motif pemasangan spanduk dukungan untuk Joko Widodo (Jokowi) menjadi DKI-1 dan FX Hadi Rudyatmo menduduki Solo-1.

Advertisement

Menurut dia pemasangan spanduk dukungan untuk Jokowi sangat tidak relevan dilakukan di Solo. Sebab calon pemilih Pilkada DKI Jakarta adalah warga Ibukota. Di sisi lain naiknya Rudy sebagai walikota bila Jokowi memenangi Pilkada DKI Jakarta, sudah menjadi amanat undang-undang (UU).

”Ini lucu dan aneh spanduk dimunculkan di Solo. Sebab secara UU Wawali yang akan menggantikan walikota bila menang di DKI. Jadi tidak perlu ada dukung endukung,” katanya saat ditemui Espos di Griya Solopos, Rabu (20/6/2012).

Merujuk pertimbangan itu Wawan menduga ada motif-motif di luar sekadar memberikan dukungan, dari pihak pemasang spanduk. Salah satunya mencoba memberikan informasi kepada masyarakat Solo mengenai konsekuensi yang akan terjadi bila Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kendati menurut dia tidak menutup kemungkinan pemasangan spanduk sebatas pemberian dukungan semata.

Advertisement

“Ada dua kemungkinan, pertama yakni pemasang spanduk tidak paham tata pemerintahan. Kemungkinan kedua untuk mencari sensasi. Kedewasaan berpolitik wong Solo diuji lagi di sini,” imbuhnya.

Secara terpisah Wawali Solo, FX Hadi Rudyatmo menyatakan keberadaan spanduk dukungan berdampak negatif terhadap iklim Kota Solo. Apalagi sampai saat ini tidak diketahui siapa pihak pemasang spanduk. Dia mengimbau semua elemen masyarakat Kota Bengawan tidak terpancing spanduk tersebut dan terus menjaga iklim kondusivitas yang selama ini dibangun.

“Saya tegaskan di sini, Solo bukan hanya milik Jokowi-Rudy. Tapi milik seluruh warga Solo. Mari jaga kondusivitas kota,” ajak dia. Rudy mengaku hubungannya dengan Jokowi tetap terjalin apik, tidak terganggu adanya spanduk gelap.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif