Soloraya
Senin, 12 Juni 2023 - 19:41 WIB

Anggap Sebagai Ujian, Sulami Tak Pernah Mengeluh Tubuhnya Kaku Seperti Kayu

Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mendiang Sulami yang berjudul manusia kayu membaca Alquran, Rabu (31/5/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN – Sulami, 42, wanita berjuluk manusia kayu asal Dukuh Selorejo Wetan, Desa Mojokerto, Kedawung, Sragen, meninggal dunia pada Senin (12/6/2023). Walau mengalami penyakit bamboo spine yang membuat tubuhnya kaku seperti kayu, sepanjang hayatnya Sulami tidak pernah mengeluh.

“Dia [almarhumah] tidak pernah sambat [mengeluh] sampai akhir hayatnya. Dia bilang, ini adalah ujian [dari Allah] buat jalan aku nanti di sana [surga] aku bahagia,” ujar adik Sulami, Susilowati, menirukan kalimat kakaknya yang baru saja tutup usia itu kepada Solopos.com, Senin malam.

Advertisement

Sulami mengembuskan napas terakhirnya setelah sempat sakit dalam beberapa hari terakhir. Kondisi kesehatan wanita yang mengidap penyakit langka yakni bamboo spine itu terus menurun walau sempat menjalani perawatan di rumah sakit.

Kabar meninggalnya Sulami disampaikan adik kandungnya, Susilowati, 28. Menurut Susilowati, kakaknya meninggal dunia di rumah pada Senin menjelang siang. “[Meninggal dunia] pukul  10.30 WIB. Pemakaman selesai sebelum pukul 15.00 WIB,” jelas Susilowati.

Penyakit bamboo spine yang dikenal dengan istilah medis Ankylosing Spondylitis ini diderita Sulami karena faktor genetik. Penyakit bamboo spine muncul sejak ia masih duduk di bangku SD. Penyakit itu juga dialami oleh saudara kembarnya, Paniyem, yang lebih dulu meninggal dunia pada 2013.

Advertisement

Penyakit itu mengakibatkan tulang-tulang belakang Sulami menyatu. Penyakit itu juga sudah menjalar ke tulang tangan dan kaki. Hal itu membuat anggota tubuh Sulami menjadi kaku layaknya kayu. Itu sebabnya, Sulami mendapat julukan manusia kayu oleh warga sekitar.

Pempers khusus orang dewasa dan tisu basah menjadi barang yang paling berharga bagi Sulami sebelum meninggal dunia. Sulami tercatat sebagai penerima bantuan program keluarga harapan (PKH). Segala kebutuhan Sulami banyak bergantung kepada Susilowati, adik kandungnya. Susilowati biasa bekerja dengan berjualan cabai dan terong sementara Sulami bekerja membuat kerajinan tangan berbahan dasar mote.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif