SOLOPOS.COM - Ilustrasi sepak bola. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRIPersiwi Wonogiri mengundurkan diri dari kompetisi Liga 3 Jawa Tengah (Jateng) 2022. Persiwi mengundurkan diri sejak kompetisi tersebut berjalan kembali setelah sempat terhenti beberapa waktu imbas tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, awal Oktober 2022. 

Sekretaris Projek Official Liga 3 Persiwi Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, mengatakan Persiwi Wonogiri mengundurkan diri dari kompetisi Liga 3 Jateng lantaran pemain tidak siap bermain setelah kompetisi vakum beberapa saat. Pemain Persiwi banyak yang sudah memiliki kesibukan sendiri seperti sekolah dan bekerja.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Selama Liga 3 Jateng terhenti, tidak ada sesi latihan oleh para pemain. Hal itu karena keterbatasan anggaran manajemen Persiwi.

“Dimulainya kembali kompetisi Liga 3 Jateng itu diumumkan secara mendadak. Sementara, manajemen dan pemain Persiwi Wonogiri belum siap melanjutkan kompetisi. Ada pemain yang sudah masuk pesantren dan lainnya. Di sisi lain, memang ada keterbatasan anggaran operasional tim,” kata Agus saat ditemui Solopos.com di Terminal Giri Adipura Wonogiri, Selasa (27/12/2022).

Perlu ada dukungan dari berbagai pihak agar Persiwi Wonogiri sebagai klub daerah bisa hidup kembali. Minimal ada dukungan dari Pemerintah Daerah (Pemda), pecinta sepak bola, dan masyarakat.

Baca Juga: Liga 3 Tak Kunjung Dimulai, Sejumlah Pemain Persiwi Wonogiri Menganggur

Pemda bisa mendukung dengan memberikan sarana-prasarana yang layak. Hal itu seperti memberikan fasilitas lapangan atau stadion yang sesuai standar kompetisi profesional. 

“Bahkan kalau bisa, Pemda memberikan pembiayaan ke Persiwi. Tidak bisa dimungkiri, agar sebuah klub sepak bola bisa maju, perlu ada anggaran. Jujur saja, selama ini, operasional Persiwi Wonogiri itu dibiayai dari patungan teman-teman yang memang benar-benar cinta sepak bola dan ingin Persiwi hidup kembali setelah beberapa tahun vakum,” ulas dia. 

Menurut Agus, dibandingkan klub-klub sepak bola lain yang bermain di kompetisi resmi PSSI di Soloraya, kualitas Persiwi Wonogiri berada di urutan paling bawah, baik manajemen maupun pemain. Hal itu lantaran belum tercipta ekosistem sepak bola yang baik di Wonogiri. Mulai dari pembinaan usia dini hingga dewasa. 

“Untuk menyiapkan kompetisi Liga 3 saja, kemarin persiapan pemain hanya dua pekan. Sementara klub dari kota lain sudah beberapa bulan sebelumnya. Lagi-lagi, ini masalah keterbatasan anggaran,” jelasnya.

Baca Juga: Dinilai Tak Layak, Askab PSSI Wonogiri Berharap Stadion Pringgondani Diperbaiki

Sekretaris Asosiasi Kabupaten Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Wonogiri, Sih Giyono, mengatakan surat pengunduran diri Persiwi Wonogiri dari kompetisi Liga 3 Jateng sudah disampaikan secara resmi kepada Asosiasi Provinsi PSSI Jateng, dua pekan lalu. Sementara ini, sanksi yang diterima Persiwi Wonogiri baru pengurangan tiga poin liga lantaran dinyatakan walk out ketika tidak mengirimkan pemain ketika kompetisi kembali digelar.

“Kami tidak ada sponsor. Pada saat kompetisi terhenti kemarin itu, beberapa sponsor yang kecil-kecil kabur, apalagi yang besar. Pada intinya memang ada keterbatasan anggaran. Kalau pun melanjutkan kompetisi dan dinyatakan lolos, malah bingung karena tidak ada anggaran itu,” ujar dia.

Dia berharap, dengan pengunduran itu Asprov PSSI Jateng bisa memahami situasi tersebut dan tidak memberikan sanksi berat kepada Persiwi Wonogiri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya