Soloraya
Minggu, 29 Januari 2017 - 15:15 WIB

Anggaran Pengelolaan Masjid Al Aqsha dan Masjid Raya Klaten Naik Hampir Rp200 Juta

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangunan Masjid Agung Al Aqsha Klaten terlihat dari luar ruangan, Jumat (3/6/2016). Masjid yang dibangun dengan anggaran senilai Rp65 miliar itu mulai difungsikan sebagai tempat ibadah salat dan kegiatan keagamaan lainnya mulai Jumat (3/6/2016). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Anggaran pengelolaan dua masjid besar di Klaten naik sekitar Rp200 juta.

Solopos.com, KLATEN — Anggaran pengelolaan Masjid Agung Al Aqsha dan Masjid Raya Klaten sepanjang 2017 naik hampir Rp200 juta dibandingkan 2016.

Advertisement

Anggaran tersebut guna mendukung berbagai kegiatan keagamaan dan pengadaan sarana dan prasarana (sarpras) di masing-masing masjid. Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, anggaran pengelolaan Masjid Agung Al Aqsha dan Masjid Raya Klaten pada 2017 senilai Rp2,3 miliar.

Anggaran itu dicairkan empat termin ke masing-masing takmir masjid. Jumlah anggaran itu lebih besar dibandingkan 2016 yang senilai Rp2,18 miliar. “Anggaran itu untuk mendukung seluruh kegiatan di masjid. Hal itu termasuk pembayaran rekening listrik dan air selama satu tahun, pengadaan mebel, dukungan sarpras, gaji para takmir, dan tenaga harian lepas (THL), dan yang lainnya,” kata Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag Kesra) Setda Klaten, Bambang Sujarwo, kepada Solopos.com, Sabtu (28/1/2017).

Menurut informasi yang diperoleh Solopos.com, gaji pengelola masjid rata-rata Rp700.000 per bulan. Bambang Sujarwo mengatakan Pemkab Klaten terus melengkapi berbagai fasilitas di masing-masing masjid tersebut.

Advertisement

Selain pengadaan mebel, Pemkab Klaten sudah membelikan beberapa alat elektronik guna menunjang tugas takmir masjid. “Untuk pengadaan barang seperti itu, semuanya sudah dijadwalkan. Alat-alat elektronik yang siap diberikan ke takmir, seperti laptop atau komputer. Anggaran yang kami sediakan itu belum mencakup ketika ada bangunan yang rusak. Kalau ada bangunan rusak, harus diusulkan terlebih dahulu karena duit yang digunakan dari APBD Klaten,” katanya.

Kasubag Kesejahteraan Sosial Kependudukan dan Kesehatan Bagian Kesra Setda Klaten, Sri Yunanto, mengatakan kegiatan rutin yang biasanya membutuhkan anggaran tak sedikit, yakni pembayaran rekening air dan listrik. Rekening air di masing-masing masjid yang menjadi kebanggaan warga Klaten itu berkisar Rp3 juta-Rp7 juta per bulan.

“Pada 2016, anggaran yang belum terpakai senilai Rp777 juta. Waktu itu, jasa pihak ketiga dan pengadaan peralatan rumah tangga belum terealisasi. Semoga dengan dukungan anggaran seperti itu, kegiatan keagamaan di masing-masing masjid dapat semarak,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif