Soloraya
Jumat, 15 Oktober 2021 - 18:10 WIB

Anggota DPRD Solo 5 Periode Ikut Buka Suara soal Banteng Vs Celeng PDIP

Kurniawan  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anggota DPRD Solo Honda Hendarto. (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Politikus senior PDIP Solo, Honda Hendarto, yang sudah lima periode menjadi anggota DPRD Solo memberikan tanggapannya terkait konflik internal banteng vs celeng di partainya yang kian memanas.

Honda menyatakan perbedaan pendapat di internal partai merupakan hal yang sangat wajar. Apalagi di era demokrasi seperti sekarang ini. Seperti yang terjadi ketika momentum Pilkada Solo 2020.

Advertisement

“Yang belum lama kita alami itu pada Pilkada 2020. Kami semua sangat bahagia, enjoy dengan perbedaan pendapat tersebut sebagai sebuah dinamika politik dan berdemokrasi, dengan saling menghormati,” ujarnya, Jumat (15/10/2021).

Baca Juga: Soal Banteng Vs Celeng, Gibran: Memange Aku Celeng?

Advertisement

Baca Juga: Soal Banteng Vs Celeng, Gibran: Memange Aku Celeng?

Seperti diketahui, pada Pilkada 2020, DPC PDIP Solo mengusulkan pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa sebagai cawali-cawawali. Pasangan itu diusulkan ke DPP PDIP untuk mendapatkan rekomendasi sebagai cawali-cawawali Solo.

Namun saat itu muncul sosok Gibran Rakabuming Raka yang mendaftarkan diri sebagai cawali Solo melalui DPD PDIP Jawa Tengah (Jateng). Setelah melalui serangkaian fit and proper test, rekomendasi jatuh kepada Gibran-Teguh.

Advertisement

Baca Juga: Ogah Terjebak Narasi Banteng Vs Celeng, Gibran Fokus Pemulihan Ekonomi

Semboyan Bernegara

Honda mengatakan saat itu tidak ada kader PDIP Solo yang menggerutu atau tidak taat dengan perintah partai atau rekomendasi itu. Hal tersebut terbukti dengan raihan suara Gibran-Teguh yang menurutnya sesuai target partai.

“Itu lah hebatnya kader-kader PDIP di bawah komando Ketua DPC PDIP Solo, Pak Rudy. Kami selalu diingatkan oleh Pak Rudy, bahwa kami sudah ditinggali semboyan bernegara dan berbangsa oleh para pendiri bangsa ini,” terangnya.

Advertisement

Baca Juga: Bentuk Ormas Baru, Sukarelawan Jokowi Besok Deklarasi Dukung Ganjar

Semboyan tersebut, menurut anggota Komisi II DPRD Solo, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Semboyan bangsa Indonesia itu terpampang di lambang Garuda Pancasila yang menjadi dasar negara.

“Berbeda-beda pada akhirnya tetap satu. Itu landasan kami berorganisasi. Perbedaan pendapat itu sangat indah, dan pada akhirnya keputusan Ketua Umum lah yang wajib kita capai dan wujudkan bersama, demi kebesaran partai,” urainya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif