SOLOPOS.COM - Ilustrasi aksi aparat Densus 88 Antiteror (JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

WP ditangkap Densus 88 di Dukuh Yapaklo, Desa Troketon, Klaten, Minggu (11/12/2016).

Solopos.com, KLATEN — Keluarga WP, 23, warga Dukuh Yapaklo, Desa Troketon, Kecamatan Pedan, berharap segera ada kejelasan terkait penangkapan salah satu anggota keluarga mereka oleh Densus 88 Antiteror Mabes Polri, Minggu (11/12/2016) sore.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kakak ipar WP berinisial, SW, mengatakan sejak ditangkap Densus 88 Antiteror serta penggeledahan yang dilakukan Minggu malam, keluarganya belum mendapat informasi terkait keberadaan WP termasuk alasan salah satu anggota keluarganya itu ditangkap. Baca juga: Dikira Diculik, 1 Warga Pedan Klaten Ditangkap Densus

“Saat ini keluarga membutuhkan penjelasan. Sejak kemarin ditangkap sampai saat ini belum ada kejelasan,” kata SW saat ditemui wartawan di rumahnya yang berada di belakang rumah WP, Senin (12/12/2016) siang.

SW mengatakan keluarganya meminta segera ada kejelasan lantaran khawatir kejadian yang menimpa Siyono terulang kepada adiknya. Siyono, warga Desa Pogung, Kecamatan Cawas, tewas setelah ditangkap Densus 88 Antiteror.

“Itu yang kami khawatirkan, jangan sampai terjadi kepada dia [WP]. Kami ingin mengetahui di mana dan bagaimana kondisinya saat ini serta kejelasan mengapa ia ditangkap,” urai dia.

SW menuturkan selama ini WP dikenal kerap bersosialisasi dengan warga di desa setempat. “Orangnya baik, kerap bermasyarakat. Hampir setiap hari ia mengajar TPA [tempat pendidikan Alquran]. Sepengetahuan saya selama ini tidak pernah bepergian jauh,” kata dia.

SW menjelaskan orang tua WP masih trauma dengan peristiwa penangkapan anak mereka. “Saat ini bapak dan ibu masih shock berat. Sementara anak beserta istrinya berada di Sukoharjo, tempat tinggal orang tuanya,” ungkap dia.

Terkait proses penangkapan WP, SW tak tahu persis. Dari informasi yang ia peroleh, SW ditangkap saat menebang pohon mangga tak jauh dari rumahnya, Minggu sore. Saat itu, sebuah mobil mendekat dan sejumlah orang keluar menangkap WP kemudian membawanya pergi.

Ayah WP yang kaget dengan kejadian itu lantas berteriak ada penculikan. “Kemudian pengurus RT dan warga melapor ke Polsek Pedan. Dari sana diberi tahu WP ditangkap [Densus 88 Antiteror]. Keluarga tidak percaya kalau dia terlibat [terorisme],” kata SW.

Sebelumnya, WP ditangkap tim Densus 88 Antiteror pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB. Setelah penangkapan, aparat kepolisian lantas menggeledah rumah WP pada Minggu sekitar pukul 19.00 WIB hingga 20.30 WIB.

Dari penggeledahan itu, polisi membawa sejumlah barang dari rumah WP. Kasatreskrim Polres Klaten, AKP David Widya Dwi Hapsoro, mengatakan dari penggeledahan disita sejumlah benda seperti amunisi, mesiu, serta pisau komando.

Ia menjelaskan barang-barang yang ditemukan di rumah WP selanjutnya diserahkan ke tim Densus 88 Antiteror. Kapolres Klaten, AKBP M. Darwis, menjelaskan penangkapan WP merupakan pengembangan penangkapan sejumlah terduga teroris yang sebelumnya dilakukan Densus 88 Antiteror. Aparat Polres Klaten hanya membantu pengamanan saat dilakukan penggeledahan di rumah WP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya