Soloraya
Rabu, 29 Agustus 2012 - 21:22 WIB

Anggota Kontingen Popda SMA Wonogiri Telantar

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI--Sebagian anggota kontingen pekan olahraga daerah (Popda) tingkat SLTA di Semarang telantar. Sebagian anggota kontingen tak dapat jatah makan malam karena kuota Wonogiri hanya 23 anggota sedangkan jumlah atlet dan ofisial yang dikirim sebanyak 42 orang sehingga terdapat 19 anggota yang tidak mendapat jatah.

Untuk mengatasi hal tersebut, ofisial umbruk agar semua anggota bisa makan malam. Pernyataan itu disampaikan salah seorang ofisial, Gunawan kepada Solopos.com, Selasa (28/8/2012) malam. “Tahun ini sebenarnya sudah bagus dibanding tahun lalu. Tahun lalu masing-masing atlet hanya diberi uang saku Rp50.000,” ujarnya.

Advertisement

Gunawan berharap telantarnya atlet popda tingkat SLTA tak berimbas pada kegiatan sejenis di tingkatan berbeda. Informasi yang diperoleh Solopos.com, kontingen Wonogiri berangkat Senin (27/8). Popda tingkat Provinsi Jateng digelar Selasa-Sabtu (28-31/8). Sumber Solopos.com di Semarang, mengatakan, kontingen Wonogiri angkat koper Rabu sore karena tak ada atlet yang masuk final. Kontingen Wonogiri dikabarkan hanya meraih satu medali perunggu dari cabang olahraga pencak silat.

Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Wonogiri, Pranoto melalui Kabid Pemuda dan Olahraga, Sarjito saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (29/8), membantah informasi tersebut. “Tidak ada anggota kontingen Popda yang telantar.”

Menurutnya, kuota atlet dan ofisial Wonogiri di Popda Jateng sebanyak 23 orang. Diakuinya, jumlah kontingen Kota Gaplek sebanyak 42 orang terdiri atas enam orang ofisial dan 36 orang atlet sehingga sisa kelebihan menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten Wonogiri. “Selasa malam memang ada sebagian anggota kontingen tak mendapat jatah makan dari panitia namun kebutuhan makan anggota tersebut telah dicukupi sehingga semua bisa makan malam.”

Advertisement

Lebih lanjut dijelaskannya, bagi 10 atlet panahan diberi jatah makan senilai Rp200.000 dan atlet sepak takraw sebanyak enam orang diberi uang makan senilai Rp120.000. “Tahun-tahun lalu tak pernah terjadi peristiwa semacam ini. Kami berharap, anggaran popda bisa ditambah karena alokasi Rp200 juta pada APBD tahun ini belum cukup.”

Mantan Kabid TK/SD Disdik Wonogiri menegaskan, pihaknya akan mengganti uang umbruk dari para ofisial. Dijelaskannya cabang lahraga sepak takraw dan pencak silat sebenarnya mewakili eks-karesidenan Surakarta tetapi tetap menjadi tanggung jawab Wonogiri. “Alokasi dana untuk popda sudah tak layak. Kegiatan prestasi sudah jauh dari harapan.”

Sementara itu, anggota DPRD Jateng, Subandi mengaku heran kenapa ada kuota jumlah atlet bagi masing-masing kabupaten/kota. “Bukankah panitia itu hanya merekap data yang diajukan masing-masing kabupaten/kota? Bukan membuat kuota karena peserta atau atlet ditentukan melalui seleksi.”

Advertisement

Anggota Dewan asal Wonogiri ini berharap kejadian atlet telantar tidak mendapat jatah makan tak terjadi lagi karena semua bisa dikoordinasikan sebelumnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif