SOLOPOS.COM - Seluruh PNS hingga kades dan perangkat di Wonogiri tampil beda dengan pakaian adat Jawa pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-282 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Klaten, Jumat (19/5/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI – Seluruh pegawai di lingkungan Pemkab hingga kepala dan perangkat desa berpenampilan beda dengan balutan busana adat tradisional Jawa pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-282 Kabupaten Wonogiri, Jumat (19/5/2023). 

Pantauan Solopos.com di kompleks Sekretariat Daerah Wonogiri, Jumat pagi, para pegawai laki-laki mengenakan beskap lengkap dengan belangkon dan keris terselip di pinggang belakang. Sementara pegawai perempuan mengenakan kebaya atau kutu baru.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Mereka tampak gagah dan anggun. Pada pagi itu pula, Pemkab menyelenggarakan Forum Silaturahmi Masyarakat Wonogiri 2023 di Pendapa Rumah Dinas Bupati. Sejumlah pejabat Pemkab Wonogiri dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Wonogiri hadir di acara tersebut. 

Camat Jatisrono, Trisnadi Tulus, mengatakan Pemkab Wonogiri menginstruksikan seluruh pegawai mengenakan pakaian adat pada Jumat. Hal itu sebagai wujud perayaan Hari Jadi Ke-282 Wonogiri.

Pada sisi lain, pemakaian busana adat bertepatan dengan HUT ke-282 Wonogiri itu sebagai bentuk pelestarian busana adat Jawa. Pada momen HUT ke-282 Wonogiri ini, dia berharap Wonogiri bisa semakin baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebagai pejabat pemerintah, dia juga berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. 

“Kami sebagai pelayan masyarakat, tentu berharap pelayanan kepada masyarakat semakin baik. Dapat memberikan kepuasan kepada mereka,” kata Trisnadi saat ditemui Solopos.com di Pendapa Rumah Dinas Bupati, Jumat.

Dia menjelaskan tidak hanya di lingkungan Setda Wonogiri, para pegawai di kecamatan-kecamatan pun turut mengenakan pakaian adat. Mereka ikut memeriahkan HUT Kota Sukses di masing-masing instansi.

Sementara itu, Kepala Desa Jimbar, Kecamatan Pracimantoro, Sutrisno, mengungkapkan seluruh perangkat di desanya juga mengenakan pakaian adat Jawa pada HUT ke-282 Wonogiri itu. Para laki-laki mengenakan beskap dan perempuan mengenakan kebaya.

Tidak hanya itu, siswa dan guru di sekolah-sekolah di Desa Jimbar juga mengenakan pakaian serupa. “Semua tampak njawani. Saya bisa membayangkan Wonogiri pada masa lalu mungkin orang-orang juga berpakaian seperti ini. Kelihatan bagus,” kata Sutrisno.

Sutrisno menyebut pemakaian busana adat Jawa ini bisa menjadi upaya untuk mengenalkan produk budaya Jawa kepada anak-anak. Dia mengaku merasa sangat berbeda ketika mengenakan beskap dan tidak.

Begitu juga apa yang dilihat dia terhadap orang yang memakai beskap dan kebaya tidak seperti ketika melihat orang yang berpakaian biasa. 

“Kelihatan lebih berwibawa. Orang kalau berbusana adat seperti ini, pasti sikap dan perilakunya juga terjaga. Enggak ada orang yang pakai pakaian adat kok teriak-teriak atau malah misuh. Jarang. Jadi pakaian itu bisa berpengaruh terhadap sikap seseorang,” jelas dia.

Sutrisno menambahkan pada HUT ke-282 ini, dia berharap upaya kolaborasi antara Pemkab dan pemerintah desa terus dilakukan untuk menyejahterakan warga desa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya