SOLOPOS.COM - Tower telekomunikasi ambruk setelah diterjang angin puting beliung disertai hujan es pada akhir pekan lalu. Foto diambil Senin (2/12/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).
Solopos.com, SUKOHARJO — Angin puting beliung hingga hujan es menerjang Kecamatan Bulu, Sukoharjo Minggu (2/1/2023) sore.
Akibatnya sejumlah rumah rusak, tower ambruk, hingga menyebabkan satu korban jiwa. Korban meninggal merupakan personel Palang Merah Indonesia (PMI) saat membantu proses evakuasi.
Sekretaris Kecamatan Bulu Sukoharjo, Tri Budi Setiawan mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terkait jumlah warga yang terkena dampak angin disertai hujan es tersebut.
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah warga dan sukarelawan membersihkan pepohonan tumbang hingga genting berserakan pada Senin (2/1/2023).
Sementara itu berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah warga dan sukarelawan membersihkan pepohonan tumbang hingga genting berserakan pada Senin (2/1/2023).
Ketua RT 001/RW 008, Badran, Desa/Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Solihin menyebut lebih dari 20 kepala keluarga (KK) dari total 43 KK di wilayahnya terdampak bencana tersebut.
Kejadian itu menyisakan PR yang cukup serius mengingat beberapa atap beterbangan, rumah bambu jebol, bahkan rumah warganya doyong.
Di wilayahnya tersebut pohon bambu hampir merobohkan rumah warga yang telah reyot. Menurutnya hal itu perlu ditangani segera mengingat empat warga masih menempati rumah itu. Dia mengatakan rumah itu dihuni Kasidi beserta istri dan dua anaknya.
Sementara saat Solopos.com menengok kondisi rumah Kasidi, rumah tersebut nampak miring hampir roboh. Kasidi Dan keluarganya masih tinggal dan menempati rumah tersebut.
Sementara, pohon besar dan pohon hampir ambruk menimpa rumah. Sebab pohon-pohon tersebut berada tepat di atas rumahnya.
Saat ditemui dirumahnya di sela-sela memotongi bambu, Kasidi mengatakan saat ini pihaknya menunggu bantuan untuk memotongi pohon-pohon itu. Sementara di sebelah rumah Kasidi, rumah tak berpenghuni milik kakaknya itu bolong lantaran dinding bambunya tersapu angin.
Tak hanya itu di kawasan setempat sejumlah tiga motor rusak tertimpa runtuhan pohon mangga saat sedang terparkir. Beruntungnya tak ada korban jiwa terjadi.
Tak jauh dari lokasi setempat sebuah tower tergulung dan kini masih dalam tahap evakuasi.
Di sisi lain, bencana alam pada Minggu malam tersebut menyebabkan salah satu sukarelawan meninggal dunia.
Personel dari Palang Merah Indonesia atau PMI Sukoharjo bernama Muhammad Sandi meninggal dunia akibat tersengat aliran listrik saat bertugas menangani bencana puting beliung.
Dia dikabarkan meninggal dunia di RS PKU Muhammadiyah, Nambangan, Selogiri, Wonogiri.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi kejadian di Kerten RT 002/RW 007, Tiyaran, Bulu Sukoharjo. Warga yang turut menjadi saksi kejadian pada Minggumalam, Lardi mengatakan korban sempat beristighfar di atas pohon saat tersengat aliran listrik.
“Itu setelah hujan es terus angin lesus, setelah itu sudah terang habis maghrib korban naik ke atas, listrik belum nyala, lalu menebangi pohon. Tiba-tiba listrik menyala saya ke sini almarhum itu sambat Allahuakbar laillahaillallah, udah itu, sekitar habis maghrib,” kata Lardi saat dijumpai.
Dia mengatakan korban sempat di evakuasi menggunakan tali tambang dan pohon bambu untuk diturunkan dari atas pohon.
Sementara itu, satu orang lainnya dari personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo atas nama Sukardi yang bertugas di lokasi lain selamat dari sengatan listrik serupa.
Sukardi sempat dilarikan ke RSUD Ir Soekarno, Sukoharjo untuk mendapatkan penanganan medis. Berdasarkan informasi yang diterima Solopos.com Sukardi telah pulang ke rumah.