SOLOPOS.COM - Pabrik plastik di jalan Gemolong-Karanggede, Sragen, roboh akibat terjangan angin kencang dan hujan es, Selasa (24/3/2015) sore pukul 15.00 WIB. (Evi Handayani/JIBI/Solopos.com)

Angin kencang Boyolali membuat sebuah pabrik kayu ambruk. Tak hanya itu, seorang pekerja sempat terancam keselamatannya.

Solopos.com, BOYOLALI — Peristiwa horor terjadi di tengah angin kencang yang menerjang di Dukuh Cabean, Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari, Boyolali Selasa (24/3/2015) sore. Seorang pekerja penggergajian kayu nyaris meregang nyawa saat bangunan pabrik tempatnya bekerja ambruk.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sore itu, sebanyak 10 pekerja sedang sibuk memotong kayu dengan gergaji mesin. Di tengah hujan yang cukup deras, mereka tetap bekerja seperti biasanya. Ditengah suara bising mesin gergaji, mereka tiba-tiba mendengar suara desisan angin cukup kencang.

Salah seorang pekerja melihat sampah dan rumput beterbangan mendekati pabrik. Melihat itu, dia berteriak memberitahu teman-temannya. Alhasil, mereka kalang kabut meninggalkan pabrik. Namun, seorang pekerja, Mulyadi, 45, saat itu terlambat keluar pabrik.

Akibatnya, dia tertimpa balok kayu panjang dan terjebak. “Saya tahan kayunya sambil begini [memperagakan menahan kayu sambil duduk], sementara angin masih terus menerjang bangunan pabrik ini, saya panik, tapi setelah sekitar beberapa menit kemudian saya bisa lepas dari kayu balok itu,” kata Mulyadi saat ditemui Solopos.com di bekas pabriknya yang saat ini sudah rata dengan tanah.

“Saya langsung lari keluar pabrik sambil sempoyongan menuju sawah. Saya lihat ke arah pabrik sudah roboh berantakan diterjang angin,” sambungnya.

Mulyadi adalah satu-satunya korban luka bencana angin puting beliung di Dukuh Cabean, Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari. Warga Kalijambe, Kabupaten Sragen, itu tidak pernah menyangka sore itu menjadi sore paling horor bagi dia.

“Genting sekali waktu itu, setengah menit saja terlambat menyelamatkan diri, nyawa taruhannya,” tutur dia lagi.

Akibat tertimpa kayu, kepala dan pundaknya terluka. Pabrik tempat penggergajian kayu itu dibangun tanpa dinding. Bangunan itu hanya terdiri dari atap yang disangga oleh beberapa bambu. Ada dua bangunan pabrik penggergajian kayu yang berdiri berdampingan. Namun sore itu, amukan puting beliung hanya menerjang satu bangunan di
sebelah utara saja.

Tak hanya Mulyadi panik saat pristiwa itu. Ambarwati, 23, penghuni rumah yang roboh akibat puting beliung itu juga sempat mengalami kepanikan yang sama. Sore itu, dia sedang sendirian di dalam rumah. Anaknya sedang pergi ke masjid bersama neneknya, sedang suaminya pergi bekerja.

“Saya waktu itu di rumah sendirian, sesaat sebelum rumah roboh, saya ke depan rumah untuk ambil air wudu. Pas saya keluar tiba-tiba ada angin kencang saya langsung lari. Saya lihat ke rumah sudah roboh,” kata dia di rumahnya yang juga rata dengan tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya