Soloraya
Selasa, 28 Februari 2017 - 23:40 WIB

ANGIN KENCANG KLATEN : Kandang Ambruk, 3.000 Ayam di Desa Titang Mati

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kandang ayam di Desa Titang, Kecamatan Jogonalan ambruk setelah diterjang angin ribut, Minggu (26/2/2017). Foto diambil Selasa (28/2/2017). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Angin kencang Klaten, 3.000 ekor ayam mati karena kandang mereka ambruk diterjang angin.

Solopos.com, KLATEN – Kandang ayam di Desa Titang, Kecamatan Jogonalan, Klaten, ambruk diterjang angin ribut, Minggu (26/2/2017) sore. Akibatnya, ribuan ayam mati tertimpa reruntuhan kandang.

Advertisement

Pemilik kandang, Sudihartono, 59, mengatakan kandang ayam itu ambruk sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, angin kencang menerjang wilayah Jogonalan dan menerbangkan genting, atap rumah warga, serta merobohkan sejumlah bangunan termasuk kandang milik Sudihartono. (Baca juga: Lisus Tumbangkan Pohon dan Terbangkan Genting Puluhan Rumah)

“Langitnya itu gelap, hujan deras, serta anginnya berputar-putar. Pohon-pohon juga tumbang. Kandang saya ada dua, yang satu ambruk,” kata Sudihartono saat ditemui di kandang miliknya, Selasa (28/2/2017).

Kandang berbahan bambu yang ambruk itu berukuran 60 meter x 10 meter. Selain kandang, gudang penyimpanan pakan berukuran 6 meter x 6 meter juga ambruk.

Advertisement

Saat kejadian di dalam kandang terdapat 6.000 ayam pedaging berumur sekitar lima hari. Dari jumlah itu, sekitar 3.000 ayam mati tertimpa reruntuhan kandang.

“Baru lima hari dalam pemanasan. Dari jumlah total 6.000 ekor sekitar 50 persen mati. Kalau panen itu umur ayam 35 hari,” katanya.

Ayam yang masih hidup dipindahkan ke kandang lainnya yang tak ambruk diterjang angin ribut. Hingga Selasa siang reruntuhan kandang belum disingkirkan.

Advertisement

Sudihartono mengatakan ayam berasal dari salah satu perusahaan di bidang perunggusan asal Yogyakarta. Dari kerja sama yang dilakukan, ia menyediakan kandang serta biaya operasional. Sementara pakan serta bibit ayam berasal dari perusahaan.

Diperkirakan total kerugian dari kejadian itu berkisar Rp100 juta. “Untuk bangun kandang itu sekitar Rp150 juta. Terkait ambruknya kandang, kami sudah melaporkan ke perusahaan. Dari pemerintah desa juga sudah mengecek. Harapan kami ada bantuan atau setidaknya pinjaman lunak untuk membangun kandang. Selama ini kandang belum diasuransikan,” ungkapnya.

Kepala BPBD Klaten, Bambang Giyanto, menjelaskan berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan diperkirakan masih tinggi hingga akhir Maret. Lantaran hal itu, warga diharapkan meningkatkan kewaspadaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif