SOLOPOS.COM - Para pedagang dan pekerja berbaur memperbaiki kios mereka yang rusak tertimpa pohon trembesi di sebelah barat Pasar Bunder Sragen, Rabu (30/3/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Angin kencang di Sragen mengakibatkan pohon tua di Pasar Bunder roboh dan mengakibatkan sembilan kios rusak.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak sembilan kios milik empat orang pedagang di sebelah barat Pasar Bunder Sragen rusak karena tertimpa pohon trembesi, Selasa (29/3/2016) sekitar pukul 21.00 WIB. Pohon trembesi berusia ratusan tahun itu tumbang karena terhempas angin kencang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu tetapi kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Sembilan kios itu meliputi empat kios Sumber Rejeki, dua kios Dwi plastik, dua kios Sumano Lele, dan satu kios Terang Bulan. Sumarno, 36, warga Dukuh/Desa Pengkok RT 001, Kecamatan Kedawung, Sragen, mengaku masih berada di depan kios lele Selasa malam. Pohon trembesi berdiameter 1 meter di depan kiosnya tiba-tiba roboh dan mengenai sembilan kios.

“Saat itu angin kencang datang tiba-tiba sebelum hujan. Pohon tahu-tahu ambruk dan jaringan listrik langsung padam. Saya harus menyelematkan dagangan yang berupa lele dan ikan segar. Ya, syukurnya kerusakan kiosnya tak begitu parah. Untuk perbaikan, ya butuh dana Rp10 juta,” kata dia saat ditemui wartawan, Rabu (30/3/2016) siang.

Nano, 50, pemilih kios helm Sumber Rejeki asal Ngampunan RT 020/RW 005, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen memiliki tujuh kios. Dia menyampaikan empat kios di antaranya ambruk tertimpa pohon dan tumbangan ranting pohon. Dia mengatakan pohon yang roboh sebenarnya hanya di depan kios Sumarno lele. Namun pohon yang berada di depan kios Nano terpaksa juga dipotong tim gabungan karena rawan tumbang juga.

Tim gabungan itu terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Sragen. Proses evakuasi pohon trembesi berlangsung hingga pukul 00.00 WIB. Kayu trembesi hasil potongan tim gabungan dibawa ke tempat penampungan aspal milik DPU di Nglangon, Karangtengah, Sragen.

“Saat kejadian, saya sudah pulang. Baru sesaat sampai di rumah, orang pasar menghubungi saya supaya kembali ke pasar. Setelah sampai, saya baru tahu kalau kios rusak. Atap runtuh. Saya terpaksa harus mengganti genting dan kayu usuknya. Kalau kerugian untuk empat kios itu ya Rp15 juta lebih,” ujar Nano.

Nano mengungkapkan usia pohon trembesi itu hampir sama dengan usia Pabrik Gula Mojo yang berdiri pada 1883. Dia mengatakan usia pohon trembesi itu sudah seratusan tahun. Nano mengalami musibah terkena tumbangan pohon kali kedua. Pada musibah pertama, Nano mendapat santunan dari pemerintah tetapi pada musibah kedua ini pemerintah belum memberi santunan.
Nano menilai kondisi kios renteng di sebelah barat Pasar Bunder ini tidak layak. Kios tersebut dibangun pada 1989 lalu.

“Pedagang di kios renteng ini masih satu paguyuban dengan pedagang Pasar Bunder. Setiap hari juga ditarik retribusi senilai Rp2.000 per kios per hari dan pajak keamanan Rp7.500 per bulan. Ya, kami berharap ada renovasi dari pemerintah untuk membangun kios renteng itu,” ujar Nano.

Sementara itu, Kepala BLH Sragen, Tasripin, saat ditemui Espos di kantornya, mengataka evakuasi batang pohon trembesi sudah selesai. Tasripin akan mendata pohon tua yang rawan tumbang di sekitar Pasar Bunder. Tasripin mengatakan BLH tidak asal menebang pohon tetapi penebangan pohon itu didasarkan pada pertimbangan ruang terbuka hijau dan aspek historis.

“Kami mendata ada enam pohon tua yang rawan tumbang. Kami masih mencari solusi untuk tetap mempertahankan pohon-pohon itu atau memangkasnya secara berkala. Kami tidak mau bila disalahkan aktivis lingkungan hidup bisa asal tebang pohon,” tambah dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya