SOLOPOS.COM - Sejumlah warga memangkas batang pohon yang tumbang karena puting beliung di Desa Samberembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Senin (6/3/2017). (Istimewa/Agus Subagyo)

Angin kencang Sragen, puting beliung merusak 60 rumah dan menumbangkan 200 pohon Kalijambe.

Solopos.com, SRAGEN — Hujan deras disertai puting beliung menerjang empat dukuh di Desa Samberembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Senin (6/3/2017) pukul 14.30 WIB.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu tetapi 60 rumah rusak dan 150-200 pohon tumbang. Kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Kepala Desa Samberembe, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Susilo, menyampaikan angin ribut itu datang dari arah selatan dan berjalan ke utara. Dia mengatakan warga yang melihat itu sampai ketakutan karena kondisi genting mereka beterbangan.

Atap berbahan asbes pun ikut terangkat dan melayang terbawa angin. “Kubah Masjid Al Munawarah di Samberembe juga melayang. Demikian pula atap asbes Musala An-Nur Samberembe ikut terbang. Puting beliung itu menerjang empat dukuh, yakni Grumbuldowo, Kaliwuluh, Samberembe, dan Wonosari. Jumlah rumah yang rusak karena gentingnya beterbangan mencapai 60 rumah di empat dukuh itu,” ujar Susilo saat dihubungi Solopos.com, Senin petang.

Susilo memerinci jumlah rumah yang rusak, yakni 15 rumah di Grumbuldowo, 15 rumah di Kaliwuluh, 20 rumah di Samberembe, dan 10 rumah di Wonosari. Dia menyampaikan selain merusak rumah, angin itu juga menumbangkan 150-200 batang pohon turus jalan, tegalan, dan pekarangan warga.

Setelah kejadian, Susilo bersama perangkat desa berkeliling ke dukuh-dukuh untuk mendata kerusakan akibat bencana alam itu. “Saya ikut keliling bersama jagabaya. Tadi dari Pemerintah Kecamatan Kalijambe dan Kapolsek Kalijambe juga terjun mendata korban bencana alam itu. Kebetulan rumah saya aman, hanya air hujannya masuk ke dalam rumah. Kerugian warga diperkirakan Rp500.000-Rp1 juta per rumah. Kalau kerugian pohon yang tumbang itu sampai Rp50 juta,” sebutnya.

Susilo langsung menggerakkan warga setempat untuk bergotong-royong memotong pohon yang tumbang dan menutup jalan utama. Dia menyampaikan warga secara spontan bahu membahu memangkas batang dan ranting.

Peristiwa bencana alam itu, kata dia, baru kali ini terjadi setelah 3-4 tahun terakhir. “Memang daerah Samberembe itu merupakan dataran tinggi yang rawan angin ribut,” imbuhnya.

Kasi Ketenteraman dan Ketertiban (Tramtib) Kecamatan Kalijambe, Agus Subagyo, menyampaikan dari hasil pendataan ada 12 rumah yang rusak di Dukuh Grumbuldowo, terutama di RT 015 dan RT 016. Dia menyebut peristiwa bencana itu terjadi pukul 14.00 WIB-14.30 WIB.

“Kami sudah mendata nama-nama warga yang rumahnya rusak terkena angin. Pendataan masih terus berjalan dan penghitungan kerugian juga masih dilakukan. Yang penting tidak ada korban jiwa dalam musibah itu,” tuturnya.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Dwi Sigit Karyanto, juga mendapat laporan adanya bencana puting beliung di Kalijambe. Dia segera memerintahkan Satuan Tugas BPBD untuk mengecek ke lokasi.

“Laporan yang masuk belum lengkap. Saya masih menunggu hasil tim Satgas yang dikirim ke Kalijambe. Informasi yang masuk peristiwa itu terjadi pukul 14.30 WIB,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya