Solopos.com, SUKOHARJO–Musibah angin kencang kembali terjadi di Kabupaten Sukoharjo, Minggu (3/11/2013) sore.
Informasi yang dihimpun Solopos.com, angin kencang terjadi di Kecamatan Grogol, Baki dan Polokarto. Tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi sekitar pukul 15.30 WIB tersebut.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Namun seorang pengguna jalan dilaporkan mengalami luka tertimpa seng sehingga dilarikan ke RSUD Sukoharjo. Korban diketahui bernama Ririn, 23, warga Kabupaten Wonogiri. Dia sedang dalam perjalanan pulang mengendarai sepeda motor bersama temannya, Fransisca, 40.
Setiba di depan Pondok Dahar Nusantara, Solo Baru, Grogol, korban dihantam seng yang lepas dari kerangka atap rumah.
“Korban bernama Ririn dilarikan ke RSUD Sukoharjo karena mengalami luka, kemungkinan harus menjalani rawat inap. Sedangkan korban Fransisca hanya rawat jalan,” ungkap Kabid Operasional Tim SAR Sukoharjo, Muchlis.
Dia menjelaskan, saat kejadian banyak seng dan asbes yang beterbangan karena pusaran angin. Bahkan menurut keterangan warga, seng dan asbes tersebut sampai naik-turun di udara. Seperti yang terjadi di RT 002/RW 003 Dukuh Pantirejo, Desa Grogol. “Pusaran anginnya kencang sehingga seng dan asbes sampai naik turun,” imbuhnya.
Akibat amukan puting beliung, sebagian bangunan Pondok Dahar Nusantara roboh. Bangunan yang roboh menimpa dua mobil armada rumah makan tersebut. Padahal rencananya pada Senin (4/11) pagi tempat itu akan digunakan untuk resepsi pernikahan. “Kalau rusak seperti ini tidak mungkin dipakai hajatan,” ungkap Kades Langenjarjo, Sugiman.
Sedangkan Muchlis menguraikan, puting beliung juga merobohkan beberapa pohon di Mancasan, Bentakan, Baki. Ruas jalan desa setempat tertutup pepohonan yang tumbang. Evakuasi pohon diperkirakan selesai Minggu malam. Menurut dia, puting beliung juga mengamuk di Desa Gedongan (Baki) dan Mranggen, Kecamatan Polokarto.
Terpisah, seorang warga Kayuapak, Polokarto, mengungkapkan dampak terjangan puting beliung di wilayahnya. Puluhan lapak pasar darurat di desa itu porak poranda diterjang angin kencang. Padahal rencananya lapak pasar darurat tersebut akan digunakan dalam waktu dekat ini menyusul agenda pembangunan ulang Pasar Kayuapak.
Sedangkan Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Margono, mengaku belum bisa menaksir nilai kerugian materiil akibat terjangan puting beliung. Namun menurutnya bencana Minggu kemarin merupakan yang terbesar selama awal musim penghujan ini. “Dampak kerusakan paling masif,” tandasnya.