SOLOPOS.COM - Ilustrasi digigit nyamuk demam berdarah. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Baturetno menjadi kecamatan dengan jumlah kasus maupun jumlah kematian terbanyak akibat demam berdarah dengue atau DBD di Wonogiri selama periode Januari-April 2024.

Berdasarkan data yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, total ada 207 kasus dengan tujuh kematian akibat DBD di Kota Sukses selama empat bulan tersebut.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dari jumlah itu, paling banyak temuan kasus DBD ada di Baturetno yakni 36 kasus dengan dua kematian. Kemudian Jatisrono dengan 22 kasus dan satu kematian. Disusul Kecamatan Wonogiri dengan 20 kasus dan satu kematian, Giriwoyo ada 19 kasus dengan nol kematian, Purwantoro ada 13 kasus dengan satu kematian.

Selanjutnya Slogohimo dengan 10 kasus dan satu kematian, lalu Girimarto dengan empat kasus dan satu kematian. Dibandingkan dengan data sepanjang tahun 2023, jumlah kasus maupun kematian akibat DBD di Wonogiri meningkat drastis.

Pada 2023, tercatat hanya ada 26 kasus DBD dengan nol kematian. Kemudian pada 2022 ada 109 kasus dengan tiga kematian, 2021 ada 39 kasus dengan lima kematian, 2020 ada 24 kasus dengan nol kematian.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri, Satyawati, mengatakan persentase angka kematian atau case fatality rate (CFR) akibat DBD di Wonogiri saat ini mencapai 3,38%. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan target CFR yang seharusnya di bawah 2%.

Dinkes Wonogiri mencatat jumlah kasus DBD pada empat bulan pertama 2024 ini merupakan yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Jumlah kasus DBD selama enam tahun belakangan atau 2018-2023 rata-rata hanya 46 kasus per tahun. Artinya pada 2024 ada lonjakan kasus DBD yang cukup signifikan.

”Cuaca menjadi salah satu faktor besar penularan DBD. Saat musim hujan kasus ini biasanya meningkat. Saat ini kasus DBD sudah mulai menurun karena memasuki kemarau,” ujar dia saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (15/5/2024).

Satyawati mengatakan penularan DBD dan tingkat kematian atau fatalitas kasus DBD bisa diminimalkan, salah satunya dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Inti dari PSN yaitu mencegah nyamuk sebagai vektor pembawa virus dengue berkembang biak.

Masyarakat tidak boleh sampai lengah dan harus menjadikan PSN sebagai kebiasaan kolektif untuk dilakukan di sekitar rumah secara rutin. Pemberantasan sarang nyamuk atau PSN dilakukan dengan menguras dan menyikat tempat penampungan air.

Kemudian menutup rapat semua tempat penyimpanan air, memanfaatkan limbah barang bekas yang bernilai ekonomis, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menggunakan obat antinyamuk.

“Vektor [hewan pembawa virus] penyakit ini kan nyamuk, maka cara paling efektif untuk mencegah penularan yaitu dengan PSN. Itu cara paling sederhana, mudah, murah, dan sudah terbukti paling efektif untuk pencegahan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya