SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Detik.com-Thinkstock)

Solopos.com, SRAGEN — Selama Januari-Juni 2022, angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Sragen mencapai empat kasus. Angka kematian bayi/balita (AKB) lebih memprihatinkan lagi, yakni 60 kasus.

Jumlah Kasus AKI dan AKB berpotensi bertambah mengingkat jumlah ibu hamil (bumil) dengan risiko tinggi (risti) di Sragen mencapai 4.500 orang. Angka tersebut 32,14% dari total ibu hamil di Sragen yang sebanyak 14.000 orang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kasus AKI tersebut mencuat dalam pidato Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, di Hari Ulang Tahun ke-71 Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Selasa (12/7/2022).

“Dua kasus ini [AKB dan AKI] harus menjadi perhatian semua. Empat kasus AKI itu karena eklamsia, pendarahan, dan jantung,” ujarnya di Gedung Sasana Manggala Sragen.

AKI dan AKB selalu menjadi indikator kesehatan di setiap kabupaten/kota. Bila AKI dan AKB tinggi menunjukkan indikasi kesehatan di kabupaten tidak berjalan baik. Kondisi ini menjadi catatan bagi Kabupaten Sragen. “Apalagi kalau Bupatinya seorang dokter,” ujarnya.

Baca Juga: Ada 1.201 Bayi di Karanganyar Alami Kurang Gizi, Apa Langkah Pemkab?

Yuni mengingatkan untuk mencegah AKI dan AKB itu harus dengan penanganan yang cepat. Terutama pada rujukan dari fasilitas kesehatan pertama langsung ke rumah sakit, jangan ke puskesmas atau praktik mandiri.

Dia meminta seluruh bidan bekerja secara profesional karena setiap bidan memiliki sumpah dan janji yang harus dijalani. Dia meminta kepada para bidan melayani masyarakat dengan sepenuh hati. Kegiatan belajar, seminar, yang digelar IBI Sragen diapresiasi Bupati untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) bidan.

“Saya minta ke Dinas Kesehatan Kabupaten supaya setiap ada kasus AKI dan AKB untuk dilakukan audit terstruktur sampai kesimpulan. Apakah ada prosedur yang tidak dilakukan dengan secara benar atau tidak,” ujarnya.

Baca Juga: Faktor Penyebab Hubungan Inses dan Dampaknya Bagi Keturunan

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen, dr. Hargiyanto, menyebut jumlah bumil risti di Sragen itu mencapai 4.500 orang dari total bumil di Sragen 14.000-an orang. Dia mengatakan ada kader kesehatan di tingkat desa yang mengawasi bumil risti. Dia mengatakan para kader kesehatan ini mengedukasi bumil risti agar periksa ke bidan atau dokter secara berkala.

“Di sana juga ada WhatsApp grup untuk pembinaan wilayah. Bahkan dokter spesialis kandungan pun ikut memantau wilayah tersebut. AKI tahun 2021 mencapai 37 kasus karena ada yang meningal karena Covid-19. Di 2022 ini hingga Juni ada empat kasus. Untuk kasus AKB 2021 sebanyak 111 orang dan turun di 2022 menjadi 60 orang,” jelasnya.

AKB dihitung dari 1/1.000 kelahiran hidup. Bila angka kelahiran itu mencapai 14.000 orang, kata dia, maka standar minimalnya AKB hanya 140 kasus dan posisi sekarang baru 60 kasus. Sementara AKI dihitung dari 1/100.000 kelahiran hidup.

“Bila dengan asumsi jumlah bayi 14.000 orang maka standar minimal kasus AKI di bawah 14 kasus,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya