SOLOPOS.COM - Ilustrasi bayi baru lahir. (Dok. Bisnis.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Angka kematian bayi (AKB) di Wonogiri tercatat sebanyak 94 kasus pada 2022. Angka itu naik dibandingkan pada 2021 yang tercatat sebanyak 71 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Setyarini, mengatakan jumlah bayi lahir pada 2022 sebanyak 9.661 anak dan 94 anak di antaranya meninggal dunia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ada tiga besar penyebab angka kematian bayi di Wonogiri pada tahun tersebut, yaitu bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 26 kasus, asfiksia atau gangguan pernapasan 22 kasus, dan kelainan kongenital 14 kasus.

Sementara pada 2021, jumlah bayi lahir sebanyak 10.375 anak dan 71 anak di antaranya meninggal dunia. Penyebab kematian bayi pun tidak berbeda pada saat 2022. Kematian bayi akibat BBLR sebanyak 18 kasus, asfiksia 15 kasus, dan kelainan kongenital 8 kasus.

“Ada kenaikan AKB pada 2022 dibandingkan 2021. Penyebab kematiannya sama,” kata Setyarini saat ditemui Solopos.com di kantor sementara Dinkes Wonogiri, Kamis (12/1/2023).

Dia menjelaskan banyak faktor penyebab bayi lahir dengan BBLR, asfiksia, atau kelainan kongenital. Di antaranya, ibu hamil tidak memeriksakan kandungan secara rutin. Hal itu berakibat kondisi bayi dalam kandungan tidak terpantau dengan baik. 

Menikah dini dan hamil pada saat organ ibu belum matang juga menjadi faktor risiko kematian bayi. Ketika usia ibu hamil belum mencapai 20 tahun ke atas, organ-organ vital kandungan belum benar-benar siap sehingga rawan bayi yang lahir berisiko tinggi mengalami kematian.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri telah berupaya menekan AKB. Salah satu intervensi penanganan AKB, yaitu dengan membuat aplikasi Cinta Mutiara Keluarga (CMK).

Aplikasi ini dapat memantau ibu hamil yang ada di seluruh wilayah di Wonogiri. CMK menampilkan informasi cukup lengkap jumlah risiko rendah, sedang, tinggi ibu hamil by name dan by addres. 

Melalui data itu, petugas kesehatan di setiap puskesmas (34 puskesmas) di berbagai wilayah di Wonogiri bisa melakukan pendampingan kepada ibu hamil. Terutama mereka yang masuk kategori ibu hamil risiko sedang dan tinggi.

Pemantauan dan pendampingan itu diharapkan bisa menekan risiko kematian bayi baru lahir dan kematian ibu melahirkan.

“Menunda pernikahan hingga usia matang [20 tahun ke atas], makan makanan bergizi, minum tablet tambah darah, dan memeriksakan kandungan minimal enam kali selama kehamilan bisa dilakukan ibu hamil untuk mencegah kematian bayi,” ucap dia.

Selain itu, penerapan inovasi Kain Penyelamat Jiwa (KPJ) yang digagas RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso juga dapat menekan risiko kematian bayi. Terutama yang diakibatkan BBLR.

Sebagai informasi, KPJ merupakan teknik menjaga suhu tubuh bayi agar tetap stabil dengan memanfaatkan lima lembar kain bedung. Masing-masing kain dibentuk segitiga dan ditumpuk, kemudian digulung.

Gulungan kain itu dibentuk melingkar menyerupai sarang burung. Bayi BBLR diletakkan di tengah-tengah KPJ sehingga merasa hangat.

Selain murah dan  mudah diterapkan, KPJ ini dapat memangkas masa perawatan bayi di rumah sakit. Sehingga mengurangi biaya perawatan.

“KPJ ini juga bisa terus diterapkan oleh orang tua di rumah sembari tetap diberi ASI eksklusif,” ujar dia.

Sementara itu, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyebut masih ada sekitar 20% ibu hamil yang belum mau memeriksakan kehamilan secara rutin. Hal itu menjadi salah satu faktor mengapa risiko kematian bayi di Wonogiri cukup tinggi.

Selain pemantauan ibu hamil melalui aplikasi CMK, Pemkab Wonogiri bekerja sama dengan pemerintah desa mendorong para ibu hamil memeriksakan kehamilannya.

“AKB yang cukup tinggi itu juga dipengaruhi Covid-19. Datanya, pada 2021 dan 2022 sekitar 50% ibu hamil yang bayinya meninggal itu positif Covid-19,” kata Joko Sutopo.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya