SOLOPOS.COM - Ganjar Pranowo (JIBI/Solopos/Dok)

Angka kematian ibu dan bayi di Boyolali 2015 naik ketimbang sebelumnya.

Solopos.com, BOYOLALI — Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan angka kematian ibu dan bayi di Jateng pada 2015 sebanyak 519 kasus atau turun dari tahun 2014 sebanyak 711 kasus.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Oleh sebab itu, Ganjar menyoroti angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan di Boyolali pada 2015 yang naik ketimbang tahun sebelumnya.

“Hari ini kami cek fasilitas kesehatan bantuan pemerintah provinsi kaitannya dengan pelayanan ibu melahirkan karena kami sedang berupa menekan kematian ibu dan bayi di Jateng,” kata Ganjar, saat berbincang dengan  di sela-sela kunjungan di RSUD Pandanarang Boyolali, Rabu (13/1/2016).

Data yang diterima  belum lama ini, angka kematian ibu dan bayi saat melahirkan di Boyolali tahun 2014 hanya sebanyak 14 kasus. Namun, per November 2015 sudah ada 20 kasus kematian ibu saat melahirkan.

Lebih lanjut, Ganjar berharap pemerintah bisa lebih melayani dengan fasilitas kesehatan yang memadai. Dia juga mendorong kerja sama pemerintah kabupaten dan provinsi sehingga politik anggaran yang ada bisa memberikan kualitas pelayanan terbaik untuk masyarakat.

“Gubernur sebenarnya sifatnya pasif saja tapi kami punya data yang cukup bagus terkait jumlah kasus maka untuk kedepan, order anggaran dengan peruntukkan tertentu harus muncul secara bottom up, sehingga apa yang diberikan betul-betul bermanfaat. Kami ingin tingkat kematian ibu dan bayi ini benar-benar ditekan,” kata dia.

Dia juga membenarkan tingkat kematian ibu dan bayi di Boyolali tahun 2015 meningkat. Oleh karena itu, Ganjar berharap pelayanan masyarakat terutama terhadap ibu hamil tidak hanya sekedar berburu orang hamil tetapi orang hamil yang bermasalah harus ditempel ketat. Bidan yang biasanya menggandeng mahasiswa harus punya program one student one client.

Sementara itu, sebelum ke RSUD Pandanarang, Ganjar juga mengunjungi Kelompok Tani Sayuran Aspakusa Makmur di Teras. Di tempat tersebut Ganjar memastikan dunia agrobisnis Jateng siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Dia melihat langsung persiapan distribusi produk sayuran, mulai dari pemilahan kualitas sayuran, pencucian hingga pengemasan, termasuk penyimpanan di ruang pendingin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya