Solopos.com, WONOGIRI – Saat ini Wonogiri berada pada oranye atau risiko sedang dalam persebaran Covid-19. Meski demikian, tingkat kematian pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonogiri cukup tinggi.
Berdasarkan data di situs web resmi Pemerintah Kabupaten Wonogiri, secara komulatif kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonogiri mencapai 892 orang dengan kasus aktif sebanyak 40 orang.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Sementara itu, pasien yang dinyatakan meninggal mencapai 42 orang. Sedangkan pasien yang telah sembuh mencapai 810 orang.
Dengan angka tersebut, persentase kematian pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Wonogiri hampir mencapai 5 persen, tepatnya sekitar 4,7 persen.
"Ya, memang angka kematian di Wonogiri cukup tinggi, hampir lima persen. Namun perlu dicek dahulu apa penyebabnya dan dari mana pasien yang meninggal itu berasal," kata Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, kepada wartawan di Gedung DPRD Wonogiri, Senin (14/12/2020).
Jekek, sapaan akrab Bupati Wonogiri, mengatakan, pasien yang meninggal di Wonogiri didominasi oleh warga perantauan yang pulang ke kampung halaman atau klaster perjalanan. Mereka mempunyai aktivitas yang intens di kota-kota besar.
"Tiba di Wonogiri sudah dalam kritis atau kurang baik. Saat di rawat di RSUD Wonogiri selama dua hingga tiga hari kemudian meninggal. Rata-rata seperti itu, mereka dalam kesehariannya atau mobilitasnya tidak di Wonogiri," kata dia.
Polri Gelar Rekonstruksi, Terungkap 4 Pengawal Habib Rizieq Ditembak di Dalam Mobil Polisi
Menurut Jekek, kematian pasien positif Covid-19 yang berdomisili di Wonogiri atau bukan klaster perjalanan sangat minim. Hal itu menandakan sosialisasi dan penanganan Covid-19 berjalan tertib dan bisa mengena ke masyarakat.
"Dalam melihat kasus ini bisa dilihat problem angka kematian di Wonogiri asalnya dari mana. Harus kritis sampai di sini. Ternyata, mereka yang meninggal sebagian besar dari perantauan. Jika angka kematian tinggi dan didominasi oleh warga yang beraktivitas di Wonogiri, berarti ada penanganan kami yang tidak tepat," kata dia.
Hujan Deras, Rumah dan Pertokoan Jl Wimbo Harsono Kartasura Sukoharjo Kebanjiran
Plasma Konvalesen
Terkait terapi plasma konvalesen atau donor plasma darah dari mantan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 untuk menekan angka kematian, Jekek belum akan melakukan dan akan membahasnya lebih lanjut. Menurut dia untuk saat ini plasma konvalesen merupakan opsi khusus.
Selain itu, kata Jekek, sebagai Ketua Satuan Tugas Covid-19 Wonogiri dirinya belum menerima rekomendasi dari Satgas Nasional atau Kementerian Kesehatan terkait plasma konvalesen.
"Jika nanti sudah ada rekomendasi dari Satgas atau Kemenkes dan efektif menekan angka kematian, maka tentu akan kami tidak lanjuti. Terkait mekanisme dan teknis yang harus dilakukan juga akan kami pelajari. Jadi harus dalam satu panduan," kata Jekek.