SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sragen (Espos)–Stasiun Pengisian Bahan Energi (SPBE) mencatat prosentase tabung gas elpiji yang bocor sekitar nol koma sekian persen dari total distribusi tabung sebanyak 24.000 unit lebih per hari.

Manager Operasional SPBE Sambungmacan, Supriyono didampingi perwakilan pemilik Hendroyoso dan staf Aris Gunanto, mengatakan, pihaknya melakukan pendeteksian terhadap kebocoran tabung sebelum didistribusikan ke agen, yakni dengan melakukan pemeriksaan tabung di dalam air.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Selain itu, tabung-tabung dari SPBE ini merupakan produk asli PT Pertamina dengan label SNI semua. Ada perbedaan yang mendasar tentang kualitas tabung ber-SNI atau yang tidak. Produk tabung ber-SNI dari PT Pertamina memiliki hasil sambungan yang rapi dan kuat,” katanya kepada Espos, Selasa (6/7).

Supriyono menambahkan, SPBE ini menggunakan alat digital dalam pengisian elpiji, sehingga kemungkinan terjadi pengurangan elpiji kecil. Dia menerangkan, perlu diketahui berat tabun gas tidak sama, ada yang lebih dari lima kilogram dan ada yang hanya 4,95 kg. Sehingga untuk berat isi tabung elpiji tiga kilogram, tambahnya, tidak bisa pasti delapan kilogram, ada yang 7,95 kilogram atau ada yang lebih dari delapan kilogram.

“Kebanyakan masyarakat awam melihat pada alat deteksi pada regulator untuk mengetahui kondisi tabung elpiji penuh atau tidak. Namun sebenarnya, detektor dalam regulator itu bukan untuk mengukur isi elpiji, melainkan hanya untuk mengukur tekanan udara dalam tabung saja,” tambahnya.

trh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya