SOLOPOS.COM - (Espos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Rumah Sakit (RS) PKU Muhammadiyah Sragen yang terletak di Jalan Sragen-Solo, Krikilan, Masaran, Sragen, mencetak sejarah dengan mengangkat seorang direktur utama (dirut) dan direktur pada Rabu (27/10/2021).

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng K.H. Tafsir melantik dr. Indra Agus Setyawan sebagai Dirut dan Mirah Rejeki sebagai direktur RS di Aula RS PKU Masaran.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pelantikan tersebut dihadiri Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sragen K.H. Abdullah Affandi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen dr. Hargiyanto, para pimpinan Muhammadiyah Sragen, para direksi rumah sakit lainnya.

Baca Juga: Soal “Kemenag Hadiah untuk NU”, Muhammadiyah Takkan Komplain

Indra setelah dilantik memohon doa restu atas amanah baru yang diberikan. Dengan doa restu tersebut bisa mempermudah bagi Indra dan Mirah untuk mengembangkan RS ke depan.

Ketua PDM Sragen K.H. Abdullah Affandi menyampaikan pengangkatan dirut dan direktur di RS PKU Muhammadiyah Masaran ini merupakan sejarah baru karena sebelumnya tidak ada. Affandi, sapaannya, menilai dirut dan direktur itu pasangan yang saling melengkapi karena dirut sebagai wujud maskulin dan direktur sebagai simbol keibuan atau feminim.

“Pendirian RS PKU ini juga menjadi sejarah baru bagi Muhammadiyah yakni sebagai pelaksana maksud dan tujuan Muhammadiyah. RS PKU ini menjadi tanda hidupnya Muhammadiyah di Sragen untuk melayani dan membantu masyarakat. Sebagai petugas pelayanan di RS PKU ini maka Muhammadiyah mengantar bersama-sama ke surganya Allah. Derajat orang yang mengurus anak yatim itu lebih utama daripada salat. Jadi sama halnya mengurus pasien itu lebih utama dari salat,” ujarnya.

Baca Juga: Peringatan Maulid Nabi ala SMP Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen

Ketua PWM Sragen K.H. Tafsir berharap dirut dan direktur bisa membawa RS semakin maju, berkembang, dan barokah. Dia mengatakan dalam Islam itu ada dimensi sosial. Dia menerangkan mendamaikan atau membangun harmoni sosial itu lebih utama dari salat dan puasa.

Dalam konteks tersebut, Tafsir menyampaikan posisi Muhammadiyah bukan oposisi tetapi bukan loyalis karena perizinan RS itu yang berwenang menerbitkan itu pemerintah.

“Keseimbangan antara ritual dan sosial itu memang didengungkan pimpinan pusat Muhammadiyah. Memahami antara ritual dan sosial itu harus menggunakan tiga pendekatan, yakni bayani, burhani, dan Irfani,” ujarnya.

Baca Juga: Hizbul Wathan FC, Jalan Dakwah Muhammadiyah Lewat Sepak Bola

Tafsir mengatakan dokter dan perawat bertugas sebagai khalifah Allah yang maha penyembuh. Dokter dan perawat itu, kata dia, memiliki tugas mulia untuk menyembuhkan orang yang sakit sehingga jangan dinodai dengan dosa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya