SOLOPOS.COM - Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Warga Surakarta yang tergabung dalam organisasi Rohani Islam (Rohis) sukses memukau penonton lewat tampilan sosiodrama dengan topik Kenakalan Remaja di event Kampung Ramadan di halaman Balai Kota Solo, Sabtu (16/3/2024) malam. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO–Sepuluh siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Warga Surakarta yang tergabung dalam organisasi Rohani Islam (Rohis) sukses memukau penonton lewat tampilan sosiodrama di event Kampung Ramadan di halaman Balai Kota Solo, Sabtu (16/3/2024) malam.

Penampilan sosiodrama tersebut mengangkat isu kenakalan anak remaja yang sering terjadi khususnya di Solo.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Para penampil sosiodrama juga mengenakan kostum sesuai dengan peranan masing-masing. Ada yang berperan menjadi ustad, pemabuk, orang penyandang disabilitas netra, remaja masjid, guru, dan lain sebagainya.

Walaupun tidak pernah belajar drama sebelumnya dan hanya latihan sendiri, namun penampilan mereka cukup membuat penonton terhibur. Sekitar 300an penonton pun tampak asyik menonton dan memperoleh pesan yang disampaikan siswa SMK Warga Solo ini lewat sosiodrama mereka.

Dalam penampilannya, siswa Rohis SMK Warga Solo mengangkat kisah beberapa anak remaja yang suka mabuk-mabukan dan tidak punya etika yang baik kepada sesama.

Mereka pun juga jauh dari masjid, suka melawan orang tua, dan mengabaikan apa yang disampaikan oleh bapak-ibu guru mereka di sekolah. Walhasil di kehidupan sehari-hari mereka menjadi masalah di kampung maupun sekolahnya.

Dan setelah bertemu dengan seseorang yang buta, mendapatkan teman dan lingkungan baru yang punya kepribadian positif, dan bapak-ibu gurunya juga mau mendapingi mereka, si anak remaja yang nakal ini pun perlahan mulai terbuka hatinya. Walhasil mereka pun perlahan bisa meninggalkan kenakalan yang biasa mereka lakukan dan berubah menjadi lebih baik

Marketing Communications Yayasan Warga Surakarta, Ishak, mengatakan bahwa isu kenakalan remaja dipilih karena memang sedang hangat-hangatnya terjadi. Ia berharap lewat sosiodrama ini bisa menjadi refleksi tentang apa yang sedang terjadi dan pengingat untuk para remaja.

“Isu kenakalan remaja memang tidak ada habisnya dan selalu hangat. Oleh karena itu kami mengambil isu tersebut. Tentunya lewat sosiodrama ini bisa menjadi refleksi bersama dan pengingat bagi para remaja,” katanya.

Lebih lanjut, kata Ishak, lewat sosiodrama ini juga mengandung pesan tersirat bahwa kenakalan remaja itu tidak disebabkan oleh faktor tunggal melainkan kompleks. Sehingga penanganannya pun butuh partisipasi aktif semua pihak.

“Kenakalan remaja itu sebabnya tidak tunggal, ada banyak sekali faktornya. Untuk itu dalam pentas ini kami hadirkan tokoh ustad, guru, remaja masjid, dan perwakilan masyarakat, karena dengan kerja sama dari berbagai pihak lah kenakalan remaja ini bisa terus diminimalisasi,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya