SOLOPOS.COM - Mahasiswa Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Muhammad Zidan Alfarizi meraih Juara II dalam gelaran Duta Genre Boyolali. (Istimewa/UMS)

Solopos.com, SUKOHARJO — Mahasiswa Prodi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) meraih Juara II  Duta Genre Boyolali 2023. Pemilihan Duta Generasi Berencana (Genre) merupakan event yang diusung oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Mahasiswa berprestasi tersebut adalah Muhammad Zidan Alfarizi. Ia membawakan isu stunting dalam Pemilihan Duta Genre Boyolali 2023. Ia harus menjalani serangkaian karantina sebelum menyampaikan orasi ilmiah di acara final pada Minggu (5/11/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Karena isu yang sekarang sangat harus dicegah dan harus dibahas [mengenai] apa itu stunting? Dan bagaimana pencegahannya. Ayo kita remaja yang harus mencegah stunting dan kita punya masa depan yang cerah, dan harus terhindar dari Triad KRR [tiga ancaman dasar kesehatan repoduksi remaja],” jelas Zidan, dalam rilis yang diterima Solopos.com, Senin (20/11/2023).

Zidan membeberkan sebagai Duta Genre ia memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyosialisasikan mengenai Triad KRR tersebut. Mengingat Duta Genre yang berada di bawah naungan BKKBN digalakkan untuk memasifkan sosialisasi kepada remaja untuk mencegah terjadinya pernikahan dini, seks bebas, dan penyalahgunaan Napza.

Ia menyebut telah membuat taman remaja stunting sebagai wadah sosialisasi sekaligus pencegahan terjadinya anak tumbuh tak optimal. Zidan mengaku ingin menyuarakan sesuatu kepada remaja-remaja di daerahnya. Sebab menjadi Duta Genre  menurutnya harus bisa menjadi teladan minimal bagi remaja di daerahnya.

Untuk menjadi seorang Duta Genre, ia membeberkan para peserta yang diikuti pemuda pemudi usia 17-22 tahun harus melewati beberapa tahapan tes. Tahapan pertama adalah tes tertulis dan wawancara, kemudian para peserta disaring menjadi 20 besar dengan jumlah finalis 10 putra dan 10 putri. Dari 20 peserta yang lolos seleksi itu kemudian mengikuti karantina selama empat hari.

Dalam kegiatan karantinanya ia melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada remaja yang ada di SMPN 1 Boyolali. Kegiatan tersebut dilanjutkan pada pembekalan kemudian menuju babak final.

Ia berpesan, agar remaja atau mahasiswa dapat konsisten ketika ingin meraih sesuatu dan berupaya mengalahkan rasa bosan yang datang. Ia juga mengajak remaja dan mahasiswa lain agar memiliki jiwa kompetisi sekaligus  menjadi inspirasi kepada remaja-remaja lainnya dalam mencapai Indonesia Emas pada 2045 mendatang.

“Untuk remaja atau mahasiswa sendiri harapannya agar lebih fokus ketika tengah berproses, terkadang rasa bosan atau lelah akan muncul. Tapi apabila kita menjalani sebuah proses itu, maka kita harus konsisten dan juga memiliki value yang harus kita tingkatkan,” ungkapnya.

Mahasiswa Prodi Keperawatan UMS itu mengatakan ia juga mendapatkan dukungan dan apresiasi dari program studinya untuk terus berkembang dan berprestasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya