Soloraya
Rabu, 22 November 2023 - 18:23 WIB

Angkat Kekayaan Budaya Lewat Pameran Keris Pusaka Nusantara

R Bony Eko Wicaksono  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana acara wilujengan Pameran Pusaka Nusantara di halaman Museum Keris Nusantara, Rabu (22/11/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Museum Keris Nusantara berupaya mengangkat kekayaan budaya berupa keris di setiap daerah lewat pameran Keris Pusaka Nusantara 2023.

Selain pameran keris, ada beragam kegiatan menarik yang bisa diikuti generasi muda seperti lomba bertutur, video pendek, atraksi seni dan budaya, konservasi keris, hingga fragmentari Ramayana.

Advertisement

Pameran Pusaka Nusantara diawali dengan wilujengan atau doa bersama di halaman Museum Keris Nusantara di Jalan Bhayangkara No 2, Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (22/11/2023).

Acara wilujengan itu diikuti oleh jajaran UPTD Museum Kota Solo, komunitas atau paguyuban budaya, dan masyarakat. Mereka mendoakan agar event pameran Keris Pusaka Nusantara 2023 berjalan lancar, sukses, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Advertisement

Acara wilujengan itu diikuti oleh jajaran UPTD Museum Kota Solo, komunitas atau paguyuban budaya, dan masyarakat. Mereka mendoakan agar event pameran Keris Pusaka Nusantara 2023 berjalan lancar, sukses, dan bermanfaat bagi masyarakat.

Kepala UPTD Museum Kota Solo, Bonita Rintyowati, mengatakan Pameran Keris Nusantara berlangsung mulai 22-28 November. Event ini merupakan inovasi UPTD Museum Kota Solo untuk mengangkat kekayaan budaya berupa keris di setiap daerah di Tanah Air.

“Kami ingin membranding Museum Keris Nusantara bukan Museum Keris Surakarta. Jadi, museum ini menyimpan senjata tradisional di setiap daerah di Indonesia,” kata dia, Rabu (22/11/2023).

Advertisement

Masyarakat bisa melihat langsung bentuk fisik keris dari setiap daerah beserta informasi singkat sejarah dan asal usulnya.

Contoh lainnya, rencong Aceh yang menjadi senjata tradisional saat zaman Kerajaan Aceh Darussalam pada 1496. Kala itu, rencong diselipkan di pinggang pria maupun wanita sebagai simbol keberanian, kebesaran, dan keperkasaan dalam mengusir penjajah.

“Harapannya, koleksi keris nusantara bertambah di museum. Saat ini, baru 10 keris yang disimpan di museum. Ke depan, diharapkan ada senjata tradisional masing-masing daerah yang disimpan di museum. Hal ini merepresentasikan kekayaan budaya nusantara,” papar dia.

Advertisement

Pameran Keris Pusaka Nusantara itu membidik generasi muda agar mengunjungi museum. Mereka tak sekadar berkunjung melainkan memahami filosofi dan persebaran pusaka di setiap daerah.

Hal ini bagian dari membentuk ekosistem museum yang hidup dan berkelanjutan. Tentunya, harus melibatkan para stakeholder seperti pemerintah, komunitas budaya, peneliti, hingga pelaku bisnis.

Masyarakat bisa ambil bagian dalam pameran dengan mengikuti beragam lomba seperti bertutur, dan video pendek. Ada juga konservasi keris dengan menitikberatkan pada konsep ilmiah atau keilmuan.

Advertisement

“Kami ingin mengikis citra museum yang membosankan dan sepi menjadi tempat yang asyik dan menyenangkan. Transformasi kegiatan dilakukan untuk menghidupkan museum dengan menciptakan arus baru yang lebih kekinian,” papar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif