SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencari kerja (JIBI/Harian Jogja/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — PT TKG Taekwang Indonesia merupakan salah satu investor yang masuk ke Kabupaten Sragen dan akan mendirikan pabrik sepatu di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon. Kebutuhan tenaga kerjanya sangat banyak.

Sampai-sampai seluruh angkatan kerja se-Kecamatan Tanon saja disebut belum bisa mencukupi kebutuhan tenaga kerja perusahaan asal Korea Selatan tersebut. “PT Taekwang itu membutuhkan 20.000 tenaga kerja. Angkatan kerja se-Kecamatan Tanon dikerahkan semua pun masih kurang,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Sragen, Dwi Agus Prasetyo, Selasa (1/8/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pada September 2022 lalu, Manager General Affairs PT TKG Taekwang Indonesia, Subang Sudihartoyo, sempat menyatakan nilai investasi yang akan ditanam di Sragen mencapai Rp4 triliun. Namun hingga akhir tahun lalu terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi perusahaan produsen sepatu merk ternama itu. Di antaranya adalah masalah pembebasan lahan dan penolakan dari petani setempat.

Informasi terkini seperti yang disampaikan Agus, nilai investasi PT TKG Taekwang Indonesia berkisar Rp2 triliun. Selain perusahaan Korsel tersebut, investor lain yang akan masuk Sragen adalah  PT Mitra Rubber Industries, pabrik ban dengan nilai investasi Rp700 miliar. Pabrik di Sambungmacan ini akan membutuhkan 300-400 orang tenaga kerja.

Selain itu ada PT Yihfull Footwear Indonesia, pabrik sepatu dengan nilai investasi Rp2 triliun dan kebutuhan tenaga kerja 20.000 orang juga di Sambungmacan.

“PT Taekwang ini membutuhkan lahan 40 hektare di Desa Bonangung, Tanon. PT Yihfull Footwear Indonesia ini juga membutuhkan lahan 40 hektare di Sambungmacan. Kemudian untuk PT Mitra Rubber Industries sudah mendapatkan lahan 10 hektare di Sambungmacan. Kemarin, kami juga menerima investor dari Hongkong yang survei di Sambungmacan untuk kebutuhan pabrik mainan seluas 60 hektare,” kata Agus.

Beri Dampak Positif

Sementara itu, masuknya investor asing dan memberikan pabrik di Sragen memberikan peluang bisnis besar bagi pengusaha lokal. Terutama pengusaha di bidang properti. Kebutuhan rumah dan hunian di sekitar kawasan pabrik diyakini akan meningkat.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen, Syaifuddin, mengungkapkan pengembang properti akan masuk dengan menawarkan perumahan subsidi kepada karyawan parbik.

“Mereka akan menawarkan produk rumah bersubsidi daripada harus indekos. Jadi daripada sewa indekos Rp700.000-Rp800.000 per bulan lebih baik beli rumah bersubsidi dengan angsuran per bulan Rp900.000-Rp1 juta per bulan. Ada juga pengembang bahan baku pabrik juga ikut mendapat peluang. Mereka bisa memasok bahan baku masuk ke pabrik sehingga perusahaan bisa berkesinambungan,” jelasnya saat dihubungi Solopos.com di sela-sela lawatan bisnis di Jakarta, Selasa.

Dia melihat banyaknya investasi luar ini juga akan menyerap tenaga kerja lokal yang luar biasa. Dia meminta Pemkab Sragen harus membangun komitmen di awal bahwa kebutuhan tenaga kerjanya harus mengambil warga Sragen.

“Banyaknya pabrik berdiri di zona industri juga meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, seperti usaha kuliner, sembako, indekos, dan seterusnya. Utamanya di wilayah Sambungmacan, Sragen,” katanya.

Syaifuddin menginginkan kehadiran PMA ini jangan sampai merugikan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki produk sama. Dia mendesak Pemkab dapat mengeluarkan perda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya