Soloraya
Minggu, 26 Januari 2020 - 06:00 WIB

Angkringan Jadi Ikon Desa Ngerangan Bayat Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkringan di Desa Ngerangan, Bayat, Klaten. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Angkringan ditetapkan sebagai ikon Desa Ngerangan, Bayat, Klaten. Pasalnya, sekitar 600 keluarga dari total 1.900 keluarga di desa tersebut menggantungkan nasib dari berjualan angkringan.

Warga desa tersebut merantau ke berbagai wilayah di Indonesia seperti Aceh, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Pulau Kalimantan.

Advertisement

Guna menegaskan angkringan sebagai ikon Desa Ngerangan, pemerintah berencana membangun Monumen Angkringan.

“Monumen angkringan sekaligus menjadi taman desa kami targetkan selesai dibangun pada Februari mendatang,” terang Kepala Desa (Kades) Ngerangan, Sumarno, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (9/1/2020).

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Klaten, Bambang Sigit Sinugroho, menjelaskan angkringan atau hik selama ini sudah diakui diciptakan oleh warga Klaten. Guna menegaskan hal itu, sejak empat tahun terakhir Pemkab Klaten menggulirkan kegiatan festival angkringan atau hik. Festival itu digulirkan bersamaan peringatan Hari Jadi Klaten.

Advertisement

Bambang Sigit Sinugroho menjelaskan, festival itu awalnya dikelola melalui Disdagkop dan UKM. Kegiatan digulirkan di sepanjang Jl. Pemuda dengan menggelar puluhan hingga ratusan warung angkringan di sepanjang jalan dan warga bisa menikmati hidangan secara gratis.

Mulai 2019, festival itu dikelola melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Klaten. “Kali terakhir [pada 2018] jumlah warung hik ada 200 warung. Ini menjadi bentuk dukungan kami dan menunjukkan bahwa hik itu berasal dari Klaten,” jelas Bambang.

Kabid Pariwisata Disparbudpora Klaten, Ety Pusparini, menjelaskan festival angkringan tetap bergulir pada 2019 dan 2020. Bahkan, festival yang kini diberi nama gelar angkringan itu sudah masuk kalender even pariwisata Jawa Tengah.

Advertisement

“Dalam berbagai event kami kerap menampilkan angkringan,” jelas Ety Pusparini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif