Solopos.com, KLATEN—Angkringan Mbah Yoso di Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Klaten, awalnya ditujukan sebagai pemberdayaan masyarakat terdampak Covid-19. Pada awal berdirinya, Angkringan Mbah Yoso langsung merekrut lima warga terdampak pandemi Covid-19 di Kalikebo.
Di antara warga yang diajak mengembangkan angkringan tersebut seorang tukang sound system yang menganggur karena terdampak pandemi Covid-19. Selanjutnya, istri dari suami yang bekerja sebagai buruh harian lepas.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
“Menu makanan di sini ada ayam penyet, bakmi, kwetiau, dan lainnya. Harga di sini sangat merakyat dengan tempat yang nyaman,” kata Owner Angkringan Mbah Yoso Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Agus Hardaya, saat ditemui Solopos.com di angkringan setempat, Rabu (5/1/2022).
Baca Juga: Angkringan Mbah Yoso Kalikebo Klaten Andalkan Wedang Rempah
Salah seorang anak mendiang Mbah Yoso, Sunarto, mengatakan angkringan yang dikelola adiknya tersebut diharapkan memberi manfaat bagi orang lain. Soal nama Angkringan Mbah Yoso, menurutnya, merupakan keinginan salah seorang cucu untuk mengabadikan nama eyangnya.
“Saya sangat mendukung angkringan ini. Terlebih, keberadaan Angkringan Mbah Yoso ini dapat memberi manfaat banyak orang,” kata Sunarto.
Angkringan Mbah Yoso didirikan di awal pandemi Covid-19 atau Maret 2020. Angkringan ini mengandalkan minuman rempah guna menggaet pelanggan.
Baca Juga: Budidaya Koro Pedang Bisa Kurangi Ketergantungan Impor Kedelai
“Salah satu yang menjadi menu andalan di sini wedang rempah. Harganya sangat murah. Cukup Rp6.000 per gelas. Umumnya kan wedang rempah dijual minimal Rp8.000 per gelas,” kata Agus Hardaya.
Angkringan Mbah Yoso buka setiap Senin-Sabtu pukul 10.00 WIB-22.00 WIB. Khusus Minggu, Angkringan Mbah Yoso buka lebih awal, yakni mulai pukul 06.00 WIB dengan menu tambahan nasi soto.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
