Soloraya
Senin, 26 September 2022 - 15:01 WIB

Anomali Cuaca, Serangan Hama Wereng Kian Mengganas di Klaten

Taufiq Sidik Prakoso  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hama wereng (Dok/JIBI)

Solopos.com, KLATEN — Serangan hama wereng terjadi di beberapa wilayah di Klaten. Anomali cuaca disebut-sebut menjadi penyebab yang mempercepat proses perkembangbiakan hama tersebut.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten, serangan wereng terjadi di Kecamatan Prambanan seluas 1 hektare (ha), Jogonalan 1 ha, dan Delanggu 5 ha. Alhasil, total lahan yang terserang wereng seluas 7 ha.

Advertisement

Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan DKPP Klaten, Lilik, menjelaskan serangan wereng hanya bersifat spot-spot.

“Intensitas serangan wereng ringan,” kata Lilik saat ditemui di Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Senin (26/9/2022).

Advertisement

“Intensitas serangan wereng ringan,” kata Lilik saat ditemui di Sekretariat Daerah (Setda) Klaten, Senin (26/9/2022).

Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, menjelaskan serangan wereng belum terlalu merebak di Klaten saat ini. Namun, petani diminta tetap mewaspadai serangan hama tersebut. Pasalnya, wereng bisa berkembang biak secara cepat di saat kondisi cuaca tak menentu.

Baca Juga: Laku Nabrak Omo, Ritual Petani di Delanggu Klaten Usir Hama Wereng

Advertisement

Widiyanti mengatakan upaya pengendalian hama itu sudah dilakukan oleh petugas penyuluh lapangan lapangan (PPL). Dia mengatakan upaya pengendalian serangan hama itu harus dilakukan secara terpadu.

“Pengendalian harus dilakukan secara terpadu. Dari berbagai macam strategi, kalau bisa obat-obatan menjadi juru gebuk terakhir. Kalau memang yang lain tidak bisa dilakukan, baru menggunakan obat. Kami imbau petani sering mengecek lahannya masing-masing. Ketika ada serangan hama itu, segera dilakukan pengendalian. Pengecekan itu dilakukan sejak pembibitan,” kata Widiyanti.

Sebelumnya, salah satu petani asal Desa/Kecamatan Delanggu sekaligus pendiri Sanggar Rojolele, Eksan Hartanto,  mengatakan lebih dari separuh sawah di Desa Delanggu terserang wereng saat masa tanam (MT) II.

Advertisement

Baca Juga: Ikhtiar Terbebas Dari Wereng, Petani Delanggu Klaten Gelar Ritual

Dari total 69 ha sawah di Desa Delanggu, sekitar 30-40 ha sawah terserang wereng hingga mengalami gagal panen. Upaya pengendalian sudah dilakukan petani salah satunya dengan penyemprotan pestisida bio organik di lahan.

“Tahun ini, musim sangat berpengaruh. Kondisi saat ini sama seperti lima tahun yang lalu atau 2017 juga ada serangan wereng. Tetapi ini lebih parah dibandingkan 2017,” ungkap Eksan.

Advertisement

Eksan mengatakan kondisi itu berpengaruh pada pasokan beras dari petani. Jika dalam sebulan bisa memasok sekitar 16 ton beras, akibat serangan wereng produksi beras hanya sekitar 7 ton per bulan.

Serangan wereng juga terjadi pada demplot yang digunakan untuk tanam padi varietas Rajalele Srinuk di Desa Delanggu. Dari total 30 ha sawah ditanami Rajalele Srinuk, sekitar 15 ha terserang wereng.

Baca Juga: Alhamdulillah, 14.000 Ha Sawah di Klaten Siap Panen Maret-April Ini

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Delanggu, Maryana, juga menjelaskan pada MT II serangan wereng merajalela di lahan persawahan wilayah Delanggu.

“Untuk panen Juli, Agustus, dan September produktivitas turun semua [karena serangan wereng]. Paling, dapatnya [hasil panen] hanya 60 persen dari biasanya. Umumnya, satu patok sawah itu dapat 6 kuintal. Sekarang, paling dapatnya 150 kg beras,” ungkap dia.

Maryana juga menjelaskan berbagai upaya pengendalian hama sudah dilakukan petani dan dibantu pemerintah. Dia menjelaskan upaya yang dilakukan seperti penyemprotan serta pergiliran tanaman di sawah.

“Faktor cuaca yang tidak berpihak kepada petani. Curah hujan masih tinggi [saat kemarau] akhirnya wereng cepat berkembang biak,” kata Maryana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif