SOLOPOS.COM - KORBAN KECELAKAAN -- Pardiyanto, salah satu korban kecelakaan bus, tergolek lemas saat ditunggui beberapa kerabat dan tetangganya di RSI Cawas. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Di salah satu ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam (RSI) Cawas, Mardi Suwito, 50, tergolek lemas di atas tempat tidur tanpa bantal. Dia tak bisa menggerakkan badannya. Dalam posisi telentang, sesekali dua telunjuk jari Mardi memutar-mutar. Hal itu pertanda Mardi pening kepalanya. Kemudian orang yang disampingnya mengelus-elus kepala Mardi.

KORBAN KECELAKAAN -- Pardiyanto, warga Dukuh Trembono, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, salah satu korban kecelakaan bus, tergolek lemas saat ditunggui beberapa kerabat dan tetangganya di RSI Cawas, Klaten. (JIBI/SOLOPOS/Muhammad Khamdi)

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sementara di ruang belakangnya, bocah berusia 12 tahun tergolek. Bocah itu, Pardiyanto, adalah anak kedua dari Mardi Suwito. Pardiyanto merupakan peserta khitanan massal yang mengalami kecelakaan tunggal akibat bus yang ditumpangi masuk jurang sedalam 50 meter di tanjakan Mbundelan, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul, Jogja, Sabtu (2/7/2011).

Para kerabat dan tetangga korban kecelakaan, Minggu (3/7/2011) siang, menengok delapan korban yang dirawat di RSI Cawas. Di antara belasan korban kecelakaan yang terluka itu, keluarga Mardi terparah. Mardi mengalami patah tulang pada kaki kirinya, beberapa bagian, wajahnya luka, bibir atas harus dijahit, sementara anaknya, Pardiyanto mengalami patah tulang pada kaki kanannya.

Istri Mardi, Sarinem, 35, harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Islam Klaten. “Istri Mardi dirawat di RSI Klaten karena peralatan di sini tidak memadai,” ujar Sri Mulyani, 30, adik Mardi saat menunggu Mardi di RSI Cawas, Minggu siang. Mardi bersama Sarinem merupakan warga Dukuh Trembono, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, DIY, yang bermaksud mengantar Pardiyanto mengikuti khitanan massal yang diadakan Ikatan Keluarga Gunungkidul (IKG) pada Sabtu. Nahas, belum sampai tujuan, bus yang ditumpangi terguling ke dalam jurang sedalam 50 meter.

Kondisi Mardi sampai saat ini tidak bisa diajak bicara walau tersadar. Sedangkan Pardiyanto semalaman tidak bisa tidur karena menahan sakit dengan isak tangis tiada henti. Di tengah keterbatasan ekonomi, keluarga Mardi mengharapkan ada bantuan dari dermawan. Anak Mardi yang masih kecil yakni Akid, 7, dan Nita Utami, 9, berada di rumah. Beberapa tetangga merawat mereka. Sementara anak pertama Mardi, Fitri, 18, menunggu ibunya, Sarinem, yang dirawat di RSI Klaten. Koordintor acara khitanan massal, Fransisca Andriyani, mengatakan sudah berkoordinasi dengan PO Bus Antar Anda untuk memberikan bantuan kepada seluruh korban.

Muhammad Khamdi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya