Soloraya
Kamis, 3 Februari 2022 - 22:26 WIB

Antisipasi Antraks, Sapi di Perbatasan Gunungkidul Segera Divaksinasi

Taufiq Sidik Prakoso  /  Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sapi. (Freepik)

Solopos.com, KLATEN—Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten memperketat pengawasan hewan ternak terutama di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain itu, vaksinasi antraks digencarkan di perbatasan mulai pekan depan.

Hal itu dilakukan menyusul temuan belasan ternak berupa sapi dan kambing mati gara-gara antraks di Gunungkidul yang tersebar di Kapanewon Ponjong dan Gedangsari. Sementara, Klaten berbatasan langsung dengan wilayah Gunungkidul terutama dengan Kapanewon Gedangsari.

Advertisement

Kabid Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten, Tri Yanto, mengatakan wilayah Klaten yang berbatasan langsung dengan Gedangsari yakni Desa Karangturi dan Gentan di Kecamatan Gantiwarno. Desa Kaligayam, Kecamatan Wedi. Desa Karangasem dan Burikan, Kecamatan Cawas. Desa Bogem, Nengahan, dan Ngerangan di Kecamatan Bayat. Diperkirakan di desa-desa tersebut terdapat lebih dari 1.000 sapi.

Badca Juga: 10.000 Sapi di Klaten Segera Divaksin Demi Cegah Antraks

Advertisement

Badca Juga: 10.000 Sapi di Klaten Segera Divaksin Demi Cegah Antraks

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Klaten melakukan gerak cepat antisipasi penularan antraks ke ternak terutama di wilayah perbatasan dengan Gunungkidul. Mulai pekan depan, seribuan sapi di wilayah perbatasan dengan Gunungkidul dilakukan vaksinasi antraks.

“Dua tahun lalu sebenarnya ternak di wilayah Cawas sudah dilakukan vaksinasi antraks. Tetapi ini kami lakukan kembali antisipasi agar tidak tertular,” kata Tri Yanto saat ditemui wartawan di Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Kamis (3/2/2022).

Advertisement

Baca Juga: Kasus Antraks Muncul di Gunungkidul, Klaten Waspada

Tri Yanto juga menjelaskan ada pengetatan pengawasan ternak di pasar hewan terutama di wilayah perbatasan seperti Pasar Hewan Prambanan serta Pasar Hewan Wedi. Petugas melakukan pengecekan kesehatan hewan secara rutin terutama dari wilayah-wilayah yang terdapat temuan kasus ternak terinfeksi antraks termasuk penyemprotan disinfektan di pasar secara rutin.

Terkait ciri-ciri sapi terserang antraks, Tri Yanto mengatakan keluar darah dari lubang hidung atau dubur. Selain itu, sapi mati mendadak.

Advertisement

“Antraks bisa menular dari hewan ke manusia tetapi tidak menular dari manusia ke manusia. Penularannya melalui sentuhan langsung, makan daging, atau menghirup udara di sekitar hewan yang terinfeksi antraks. Informasinya di sana [Gunungkidul] ada warga yang menunjukkan gejala mirip antraks,” jelas dia.

Baca Juga: Penyembelihan Hewan Kurban di Dua Masjid Besar di Klaten Dipantau Ketat

 

Advertisement

Disemprot Disinfektan

Pemantau Kesehatan Ternak Besar dan Unggas Kecamatan Prambanan, Margito, mengatakan upaya antisipasi persebaran antraks di Pasar Hewan Prambanan sudah dilakukan. secara rutin pasar disemprot disinfektan terutama setelah pasaran atau ramainya aktivitas jual-beli ternak di Pasar Prambanan saban Pon dan Legi.

“Kemudian kami berikan sosialisasi. Secara rutin setiap Pon dan Legi kami ada pemeriksaan secara klinis,” kata dia.

Margito mengatakan hingga kini belum ada pelarangan ternak-ternak dari wilayah Gunungkidul masuk ke Pasar Hewan Prambanan. “Yang jelas kami rutin mengecek kondisi-kondisi ternak yang dijual di sini. Kami juga berikan pengertian kepada peternak terutama dari Gunungkidul kalau ada sapi keluar darah dari permukaan tubuh atau bahkan mati mendadak agar tidak dibeli,” kata dia.

Baca Juga: Pastikan Kelayakan Hewan Kurban, Dinas Pertanian Klaten Sebar 23 Tim

Margito mengatakan kasus antraks di wilayah Gunungkidul hingga kini tak memengaruhi aktivitas jual-beli di Pasar Hewan Prambanan. Saat pasaran Pon pada Selasa (1/2/2022), ada 350 ekor sapi di Pasar Hewan Prambanan dan terjual 35-50 ekor.

Saat pasaran Legi pada Minggu (30/1/2022), ada 245 ekor sapi yang didatangkan ke Pasar Hewan Prambanan dan terjual 25-30 ekor.Para pedagang diantaranya berasal dari Klaten, Sleman, Gunungkidul, serta Kulonprogo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif