Soloraya
Kamis, 9 Januari 2014 - 10:50 WIB

ANTISIPASI BENCANA : BPBD Dirikan Posko Banjir & Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi banjir. (JIBI/dok)

Solopos.com, KARANGANYAR–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar mendirikan dua posko untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor. Kedua posko tersebut berfungsi sebagai pusat penanganan bencana banjir dan tanah longsor selama musim penghujan.

Posko bencana banjir didirikan di Dusun Benowo, Desa Ngringo, Kecamatan Jaten yang berada di pinggir aliran Sungai Bengawan Solo. Selama ini, terdapat tiga kecamatan yang menjadi langganan banjir yakni Desa Waru dan Desa Kebak (Kebakkramat), Desa Kranggan dan Desa Karangturi (Gondangrejo) dan Desa Ngringo (Jaten). Wilayah tersebut kerap dilanda banjir lantaran berada di pinggiran aliran Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

Sementara posko bencana tanah longsor didirikan di Makoramil Matesih yang berada di lereng Gunung Lawu. Pemilihan Makoramil Matesih sebagai posko bencana tanah longsor karena berada di tengah-tengah daerah lain yang juga rawan bencana tanah longsor.

Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Aji Pratama Heru K, mengungkapkan puncak musim penghujan diperkirakan antara Januari-Februari. Artinya, bencana banjir dan tanah longsor mengintai warga yang berdomilisi di daerah rawan bencana alam. Karena itu, pihaknya mendirikan posko antisipasi bencana banjir dan tanah longsor.

“Posko tersebut siaga selama 24 jam jika terjadi hujan lebat selama berjam-jam,” katanya saat ditemui solopos.com di kantornya, Rabu (8/1/2014).

Advertisement

Menurut dia, posko bencana banjir di Desa Ngringo juga digunakan sebagai pusat koordinasi bila air Sungai Bengawan Solo meluap di Kota Solo. Biasanya, bila air Sungai Bengawan Solo meluap di Kota Solo otomatis wilayah di pinggiran sungai di Desa Ngringo, Jaten bakal dilanda banjir. Sehingga bila air sungai meluap, warga yang berdomisili di bantaran sungai dapat segera dievakuasi.

Sementara posko tanah longsor didirikan di wilayah Matesih lantaran berada di lereng Gunung Lawu. Selama ini, ada delapan kecamatan di Karanganyar yang rawan terjadi bencana tanah longsor antara lain Tawangmangu, Matesih, Ngargoyoso dan Jatiyoso. “Kami berkali-kali menghimbau agar warga meningkatkan kewaspadaan selama musim penghujan,” papar Heru.

Pihaknya telah melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan BPBD Provinsi Jateng untuk mengantisipasi bencana banjir dan tanah longsor. Pihaknya mendapat kucuran dana siaga darurat dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) senilai Rp180 juta. Sementara total dana siaga darurat se-Jateng senilai Rp6,4 miliar.

Advertisement

Sementara Sekretaris BPBD Karanganyar, Sinung Wardhana, menyatakan pihaknya telah menyiapkan personel, sarana dan prasarana serta bantuan logistik bila terjadi bencana alam di wilayah Bumi Intanpari. Sukarelawan akan langsung menuju ke lokasi kejadian bencana untuk mengevakuasi para korban.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif