SOLOPOS.COM - ilustrasi (Espos/Sunaryo Haryo Bayu/dok)
WONOGIRI--Dirjen Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) tengah menyiapkan draft Rencana Tindak Darurat (RTD) untuk Bendungan Plumbon yang ada di wilayah Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko. RTD tersebut untuk panduan jika sewaktu-waktu bendungan mengalami kejadian yang tidak terduga.
Perwakilan Direktorat Sungai dan Pantai, Dirjen Sumber Daya Air, Kemen PU, Marulitua G Simatupang, mengatakan sebelumnya juga pernah ada RTD untuk Waduk Gajah Mungkur (WGM) di tahun 2002. “Saat ini, RTD itu sudah waktunya direvisi kembali, tapi anggaran dari pemerintah pusat terbatas,” katanya saat rapat konsultasi penyusunan RTD di Ruang Data Pemkab Wonogiri, Jumat (22/6/2012).
RTD itu, lanjut dia, hanya untuk antisipasi jika suatu saat bendungan rusak, retak, atau kemungkinan jebol. Pihaknya memilih Bendungan Plumbon karena sangat dekat dengan permukiman warga. Menurutnya, saat ini kondisi bendungan masih normal dan tidak memiliki gangguan apapun.
Dalam RTD tersebut di antaranya memetakan kemungkinan air yang mengalir jika bendung jebol dan jalur evakuasi bagi warga. Dari hasil analisa sementara oleh pihak konsultan, jika bendungan dengan luas sekitar 1.000 hektare itu jebol, maka ada sejumlah daerah yang berisiko terkena aliran air.
Di antaranya Kelurahan Puloharjo, Desa Eromoko, Desa Sumberharjo, Kelurahan Ngadirejo, Desa Minggarharjo, Desa Tegalharjo dan Kelurahan Mojopuro. Wilayah tersebut berada di rentang 0,9 hingga 6,2 kilometer dari bendungan. Di lokasi itu ada 1.703 rumah warga, 37 SD, 57 puskesmas/pustu, 80 masjid/langgar, tujuh gereja, 1.703 hektare sawah dan 2.162 hektare perkebunan.
Asisten Sekda Wonogiri Bidang Perekonomian, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Bambang Haryadi, mengatakan RTD memang disiapkan untuk waduk dengan usia tua.
“Saat ini baru disiapkan untuk Waduk Plumbon, tapi kami berharap waduk-waduk yang lain di Wonogiri yang berusia tua juga bisa disiapkan RTD-nya untuk antisipasi,” katanya saat ditemui wartawan seusai rapat.
