SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Klaten (Espos)–Seratusan warga Desa Kadibolo, Kecamatan Wedi, Klaten disiagakan menghadapi bencana alam. Acara yang digelar di balaidesa setempat, Selasa (1/2) tersebut ditargetkan mampu menekan jatuhnya korban jiwa jika terjadi bencana sewaktu-waktu.

Kepala Desa Kadibolo, Budi Santosa menjelaskan, wilayah yang ia pimpin tersebut memiliki tiga ancaman bencana, yakni banjir, gempa, serta puting beliung. Dari ketiga bencana tersebut, yang masih menjadi momok bersama ialah bencana gempa. “Gempa tahun 2006 lalu ada sembilan jiwa mati. Warga kami memang tak memiliki bekal menghadapi bencana alam,” terangnya kepada Espos di sela-sela acara.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Desa Kadibolo, kata dia, adalah satu di antara 21 Desa di Klaten yang rawan bencana. Sehingga, dengan adanya kesiagaan desa bencana tersebut, warga tak lagi kaget dan panik ketika terjadi bencana sewaktu-waktu.

Penyelenggara acara dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rekompak, Anton Sanjaya mengemukakan bahwa program desa siaga bencana menjadi suatu keharusan bagi warga Klaten. Sebab, Klaten nyaris memiliki segala potensi bencana alam. “Dari banjir, angin puting beliung, gempa, hingga letusan Merapi, semua terdapat di Klaten. Inilah sebabnya, siaga bencana ini menjadi keharusan,” terangnya.

Acara yang digelar selama tiga hari tersebut, kata Anton, selain untuk mencari bibit-bibit tenaga yang siap dalam penangangan bencana, juga untuk memberdayakan warga setempat. “Kalau terjadi gempa biar tak tergantung dengan orang lain,” paparnya.

Ketua Panitia, Waheniyanto menambahkan, acara tersebut akan dipungkasi dengan simulasi bencana di lapangan Mijil desa setempat, Sabtu (5/2). Peserta sengaja diambil dari berbagai latar usia, jenis kelamin, serta latar belakang dari enam dukuh di Desa Kadibolo. “Tujuannya, agar semua bisa selamat ketika terjadi bencana,” paparnya.

Sebab, lanjutnya, ketika bencana tiba namun tak ada persiapan bagi warga maka hal itu sama saja dengan menyerah pada keadaan. Namun, jika dampak bencana sudah diantisipasi sejak dini, maka manusia telah menjalakan tugasnya yakni berusaha. “Jadi, kalau sewaktu waktu bencana datang lalu ada yang menjadi korban karena tak tahu cara penyelamatan, itu salah manusia sendiri, bukan takdir.”

asa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya