SOLOPOS.COM - Petani di Desa Kudu, Baki, Sukoharjo, menggunakan sumur bor untuk mengairi sawah mereka yang tak lagi terlayani irigasi akibat musim kemarau berkepanjangan. (Dok/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Sukoharjo meminta pemangku kebijakan mulai memikirkan distribusi bahan bakar minyak (BBM) untuk alat dan mesin pertanian (alsintan) terutama pompa air. Mengingat prediksi kekeringan pada beberapa bulan mendatang.

Seperti diketahui fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah atau El Nino diperkirakan memicu kekeringan di wilayah Indonesia.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kementerian dan lembaga bahkan telah diminta mulai melakukan mitigasi guna mengantisipasi dampak tersebut.

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A), Sarjanto mengatakan jaminan kelancaran pembelian BBM bagi para petani perlu dipikirkan demi menghadapi kekeringan. Mengingat kemungkinan musim tanam akan terganggu karena kemarau panjang.

“Kalau untuk sumur tancep masih membantu tapi tidak menyelesaikan, belum semua desa mencukupi. Tetap ada masalah saya tidak tahu siapa yang menangani. Kalau untuk BBM [pompa air] sehari dua hari lancar, tetapi tidak ada jaminan kelancaran pembelian BBM [berkelanjutan]. Itu merupakan kendala kami,” jelas Sarjanto saat dihubungi, Sabtu (29/4/2023).

Dia meminta ada jaminan untuk pembelian BBM agar operasional pompa air lancar. Sebab kondisi kini saat membeli BBM, petani harus membawa surat rekomendasi dari Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan hingga pengantar dari desa. 

Padahal surat rekomendasi itu hanya bisa dipakai untuk membeli beberapa liter. Di kemudian hari petani harus mencari lagi surat rekomendasi yang menghabiskan waktu dan akomodasi.

“Kalau truk membeli BBM tidak ada pembatasan, kalau petani membeli dengan jeriken 10 liter saja tidak boleh. Para pemangku kebijakan seharusnya mencari jalan keluar, jalan aman, bukan kami yang harus di ping-pong. Ke depan kami harapkan lebih baik,” harap Sarjanto.

Hal itu disampaikannya mengingat di beberapa SPBU menerapkan kebijakan berbeda, menurutnya ada yang cukup gampang ketika membeli menggunakan surat rekomendasi di sisi lain ada pula SPBU yang tak gampang di tembus. 

“Seperti SPBU di Jalan Ciu misalnya, itu sulit, paling mudah di SPBU Sidan, Mojolaban tapi harus jam tertentu, ini kok kebijakannya bisa beda-beda,” keluhnya.

Sarjanto juga mengatakan pihaknya akan berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) terkait pengairan saluran irigasi Dam Colo yang mengalir ke Sukoharjo. Mengingat selama ini para petani menggantungkan perairan sawahnya dari sana.

Sementara itu dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperkop UMKM) Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kewenangan terkait jual beli BBM tersebut. 

Pihaknya mengaku hanya memiliki kuasa memberikan rekomendasi bagi para petani yang kemudian diajukan ke Disdagkop UKM untuk mendapat izin pembelian BBM.

“Jadi nanti kalau memang di lapangan terdapat masalah itu, saya akan berkoordinasi dengan Disdagkop UKM Sukoharjo karena untuk zona migas, pom bensin ada di sana. Saya komunikasikan kendalanya agar kebutuhan petani terpenuhi. Rekomendasi itu substansinya adalah yang bersangkutan benar-benar membutuhkan,” jelasnya.

Selanjutnya terkait prediksi El Nino dia berharap pengairan pertanian khususnya di Sukoharjo sudah tercukupi dari saluran irigasi Dam Colo, mengingat hingga kini curah hujan masih cukup tinggi. 

Dia juga memastikan untuk mengoptimalkan pompa air yang ada di kelompok petani maupun di Dinas Pertanian dan Perikanan demi mengantisipasi kemungkinan kekeringan tersebut.

Pihaknya telah melaporkan kepada kementerian agar ada kolaborasi dengan BMKG tentang usulan modifikasi cuaca pada Agustus-September mendatang berdasarkan diprediksi kekeringan di berbagai wilayah. 

Bagas juga memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan Bupati terkait langkah-langkah antisipasi El Nino, begitu pula dengan berbagai OPD terkait.

“Tidak perlu khawatir kita hanya perlu waspada dan antisipasi. Kalau di sektor perikanan karena sistemnya di kolam, mereka relatif tercukupi kebutuhan airnya sehingga tidak bermasalah. Justru yang di sawah yang perlu diantisipasi lebih, perikanan tidak terganggu,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya