Soloraya
Selasa, 12 September 2023 - 16:52 WIB

Antisipasi Krisis Air, Pemkab Sragen Bangun 25 Sumur Dalam di Zona Merah

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pekerja mengebor tanah di Dukuh Slendro RT 004, Desa Slendro, Kecamatan Gesi, Sragen, Selasa (12/9/2023). (Istimewa/Disperkimtaru)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menginisiasi pembangunan 25 sumur dalam untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di desa-desa zona merah krisis air. Pembangunan sumur dalam ini sebagai pengalihan program bantuan pengiriman atau dropping air bersih yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Pemkab Sragen menargetkan pembangunan 25 sumur dalam selesai sebelum musim penghujan. Sumur-sumur dalam tersebut tersebar di wilayah utara Bengawan Solo, mulai dari Miri, Mondokan, Sumberlawang, Gesi, Tangen, dan Jenar.

Advertisement

Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen, Aris Wahyudi, mengatakan teknis kegiatan ini dilakukan oleh pihaknya bersama PDAM Sragen. Pembangunan sumur dalam itu bertujuan untuk mengurangi frekuensi dropping air saat musim kemarau sebagai dampak El Nino belakangan ini.

“Sumber dananya menggalang dana CSR [corporate social responsibility] dari PDAM, rumah sakit, dan sejumlah perusahaan serta organisasi kemasyarakatan,” jelas Aris.

Biaya pembuatan satu unit sumur dalam mencapai Rp25 juta, Kedalaman sumur dalam bervariasi tergantung medan dan sumber airnya, mulai 60 meter sampai 100 meter. Targetnya, debit air sumur dalam tersebut minimal 1 liter/detik sehingga dalam empat jam, pagi dan sore, bisa menghasilkan 12.000 liter atau setara dengan enam kali pengisian hidran umum.

Advertisement

Aris menekankan konsep dari inisiasi sumur dalam ini untuk penyediaan air bersih, bukan air konsumsi. Air sumur dalam itu hanya untuk kebutuhan mandi, cuci, dan kakus (MCK). Aris berani menargetkan terbangun 12 sumur dalam pada September ini.

Hingga Selasa (12/9/2023) ini pembangunan tiga sumur di tiga desa, yakni Gesi, Srawung, dan Slendro, sudah selesai. Aris mengakui dalam pengeboran itu kadang rekanan menemukan air payau. Hal tersebut dianggap tidak masalah lantaran air tersebut hanya untuk mencukupi kebutuhan MCK bukan konsumsi.

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, mengatakan untuk mendeteksi sumber air menggunakan metode geolistrik. Dia mengungkapkan selama September ini minimal delapan sumur dalam selesai dibangun. Dia menerangkan sumur dalam itu ada di Gesi lima lokasi dan Mondokan.

Advertisement

Sejumlah bantuan untuk pembangunan sumur dalam itu datang dari PDAM, RSI Amal Sehat, PDIP, SMAN 1 Sragen, dan lembaga lainnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif