Soloraya
Senin, 5 Maret 2012 - 09:37 WIB

ANTISIPASI NII: Terbuka Pada Tafsir Baru, Pancasila Tetap Relevan

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - WAWASAN KEBANGSAAN -- Danramil 05 Weru Kapten CHB Marsio saat menyampaikan materi pembinaan dalam Sarasehan Wawasan Kebangsaan di SMAN 1 Weru, Sukoharjo, akhir pekan lalu. (JIBI/SOLOPOS/Ist)

WAWASAN KEBANGSAAN -- Danramil 05 Weru Kapten CHB Marsio saat menyampaikan materi pembinaan dalam Sarasehan Wawasan Kebangsaan di SMAN 1 Weru, Sukoharjo, akhir pekan lalu. (JIBI/SOLOPOS/Ist)

SUKOHARJO – Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan berhenti dalam kebekuan, melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang berkembang sesuai dengan sejarah dan geografis Bangsa Indonesia. Dengan demikian Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional sebagai tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara.

Advertisement

Hal ini ditegaskan dalam Sarasehan Wawasan Kebangsaan Tahun 2012, akhir pekan lalu di Gedung Serbaguna SMAN 1 Weru, Sukoharjo, yang diselenggarakan oleh LSM LPSEM (Lembaga Pemberdayaan Sosial Ekonomi Masyarakat) bekerjasama dengan Dirjen Kesatuan Bangsa dan Politik Kementerian Dalam Negeri RI dan Kodim 0726 Sukoharjo. Acara ini mengambil tema Peran Generasi Muda Dalam Rangka Antisipasi Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) di Daerah dan diikuti 400 siswa-siswi SMAN 1 Weru Kelas X dan XI.

Acara ini menghadirkan pembicara antara lain Danramil 05 Weru Kapten CHB Marsio mewakili Dandim 0726 Sukoharjo Letkol Inf Jimmy Ramoz Manalu dan Gemilang PB dari Kantor Kesbangpolinmas Sukoharjo. Danramil 05 Weru Kapten CHB Marsiyo seperti dikutip dalam rilis yang diterima Solopos.com dari Kodim 0726 SUkoharjo menyatakan untuk mencegah dan menghindari generasi muda dari radikalisme NII perlu di lakukan langkah-langkah nyata dan efektif semua pihak baik pemerintah, aparat keamanan, tokoh agama, maupun masyarakat.

Keterbukaan dan komunikasi dalam rumah tangga merupakan titik awal langkah pencegahan masuknya faham NII, pemahaman ajaran agama yang benar dan tidak menyimpang merupakan benteng sepiritual yang harus terus menerus di isi di dalam jiwa kita. Pemahaman wawasan kebangsaan harus dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional.

Advertisement

Kegiatan diakhiri dengan forum tanya jawab yang ditanggapi para siswa dengan antusias. Banyak yang bertanya terkait sejarah NII, pergerakan, ciri-ciri dan pola perekrutan NII serta langkah-langkah yang harus di lakukan apabila di sekolahan mereka terdapat murid/sekelompok murid yang sudah terekrut oleh kelompok NII.

Ketua LSM LPSEM Didik Rudianto SH menjelaskan di era globalisasi, teknologi dan komunikasi saat ini generasi muda sangat rawan terhadap pengaruh negatif dunia maya (internet), lewat jaringan sosial Facebook NII dapat melakukan perekrutan sehingga pengetahuan, sosialisasi dan pengawasan orang tua serta lingkungan harus dapat membentengi diri dari kemungkinan itu.

JIBI/SOLOPOS/*

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif