SOLOPOS.COM - TSTJ Solo (JIBI/SOLOPOS/dok)

TSTJ Solo (JIBI/SOLOPOS/dok)

SOLO-Perusda Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo membuka kembali wahana pemancingan setelah dua bulan sebelumnya vakum. Para penghobi mancing di Soloraya hanya harus merogoh kocek Rp25.000 per alat pancing bila ingin menjajal sensasi mancing di telaga TSTJ.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Direktur Operasional Perusda TSTJ, Windu Winarso, mengatakan telaga dibuka kembali Minggu (1/7) lalu. “Sudah kami buka lagi setelah dua bulan ditutup sejak hari Minggu. Pada hari pertama lumayan banyak pemancing yang datang,” katanya ditemui Solopos.com, Senin (2/7/2012).

Dia menjelaskan pembukaan kembali wahana pemancingan untuk mengantisipasi sepinya wisatawan sepanjang bulan puasa bagi umat Islam. Sebagaimana diketahui bulan suci Ramadan akan jatuh mendekati sepertiga akhir bulan Juli ini. Berdasar pengalaman sebelumnya jumlah wisatawan di TSTJ turun drastis pada bulan Ramadan. Kondisi itu membuat para pedagang di bagian dalam TSTJ kelimpungan karenda pendapatan sedikit.

Dengan dibukanya kembali telaga pemancingan, Windu berharap wisatawan khususnya para penghobi mancing bisa berdatangan. Sehingga para pedagang tetap bisa mengumpulkan pemasukan. Di sisi lain, penutupan telaga dari aktivitas memancing selama dua bulan untuk memulihkan sebagian pinggir telaga yang rusak. Selain itu untuk memberi kesempatan para penghuni telaga berkembang biak.

Telaga TSTJ yang belakangan ramai oleh aktivitas para pemancing mempunyai ikan primadona bernama ikan kuthuk semacam ikan gabus. Ikan jenis ini sangat jarang di temui di telaga atau di tempat pemancingan lain di Soloraya. Ikan ini cukup ramai diburu para pemancing yang datang di TSTJ.

Petugas Humas Paguyuban Bakul TSTJ, Sudarno, mengungkapkan pada bulan puasa biasanya puluhan pedagang tiarap alias tidak berjualan. Penyebabnya jumlah wisatawan yang turun drastis.Untuk itu dia meminta pengelola TSTJ mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi datangnya bulan Ramadan.
Teknisnya bisa dengan menggelar acara buka puasa bersama atau ngabuburit. Bisa juga dengan menggandeng anak-anak sekolah, taman kanak-kanak (TK) dan play grup untuk berkegiatan di TSTJ. “Ada 70-an pedagang makanan yang rutin tidak berjualan saat bulan puasa termasuk saya,” aku dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya