SOLOPOS.COM - Ribuan anggota Kokam Muhammadiyah mengikuti apel akbar Kokam di Stadion Manahan Solo, Rabu (20/9/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO–Kota Solo dipilih sebagai lokasi kegiatan apel akbar anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) bukan tanpa alasan. Solo merupakan representasi kota budaya serta menjadi contoh persatuan bagi masyarakat di Tanah Air.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmadi Tawalla, di sela-sela apel akbar Kokam di Stadion Manahan Solo, Rabu (20/9/2023).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut Dzulfikar, banyak alasan Kokam menggelar apel akbar di Solo. Solo merupakan kota representasi budaya, kemajuan dan persatuan bagi masyarakat di Tanah Air. “Kenapa milih Solo? Solo menjadi contoh persatuan bagi masyarakat. Terutama warga Muhammadiyah di Tanah Air,” kata dia, Rabu.

Selain itu, Solo juga memiliki sejarah panjang yang erat hubungannya dengan Muhammadiyah. Solo menjadi saksi sejarah pergerakan Islam berkemajuan di Indonesia.

Menurut Dzulfikar, anggota Kokam siap bersinergi dengan aparat keamanan untuk menjaga keutuhan serta memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Anggota Kokam juga siap melawan politik identitas dan hoaks.

“Anggota Kokam siap mengawal Pemilu 2024 agar berjalan damai dan sukses,” papar dia.

Lebih jauh, Dzulfikar menyampaikan apel akbar Kokam di Stadion Manahan Solo menjadi catatan sejarah lantaran terbesar.

“Presiden Jokowi baru saja menjadi saksi sejarah tim nasional (timnas) sepakbola lolos ke putaran final Piala Asia di stadion ini. Sekarang Presiden Jokowi juga menjadi saksi sejarah apel akbar terbesar dalam sejarah Kolam,” urai dia.

Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyoroti pentingnya sikap rendah hati dan merawat keberagaman menghadapi kontestasi Pemilu 2024.

Abdul menyebut suhu politik kian panas mendekati Pemilu 2024. Namun, ia meyakini bangsa Indonesia mampu melalui beragam tantangan dan hambatan dalam tahapan pemilu.

Abdul bahkan menekankan musyawarah mufakat untuk merampungkan beragam permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia.

“Istilah orang Jawa itu tepa selira. Ana rembuk ya dirembuk. Jika ada masalah diselesaikan dengan musyawarah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya