Soloraya
Kamis, 9 Desember 2010 - 23:07 WIB

Areal persawahan di Gisik menyusut 193 hektare

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Boyolali (Espos)--Luas areal persawahan di Daerah Irigasi (DI) Gisik tahun 2010 berkurang hingga 193 hektare dibandingkan akhir 2009 lalu. Besar penyusutan mencapai hampir 40% dari luas total sebelumnya sekitar 494 hektare di sembilan desa.

Sekretaris Gabungan Paguyuban Petani Pengguna Air (GP3A) DI Gisik, Sutardjo, menyebutkan areal persawahan DI Gisik membentang di sembilan desa berbeda di Kecamatan Banyudono, Boyolali, dan Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Penyusutan itu karena alih fungsi lahan pertanian untuk kepentingan pemukiman penduduk atau peruntukan lain oleh warga pemilik tanah.

Advertisement

“Tahun 2009 luas areal pertanian DI Gisik tercatat masih 494 hektare.
Tapi informasi terbaru dari instansi terkait, pada bulan September 2010 besarannya menyusut hingga 193 hektare atau 39% lebih,” ungkapnya ketika ditemui Espos di Desa Kuwiran, Banyudono, Kamis (9/12) siang.

Sutardjo menyebutkan sebelum penyusutan luas areal DI Gisik mencapai
494 hektare. Jumlah itu saat ini berkurang drastis dan tinggal tersisa 301 hektare. Dia mengatakan GP3A DI Gisik segera melakukan pendataan ulang guna mengetahui kepastian luas lahan riil yang ada. Dikemukakan, dari luas lahan 301 hektare, 254 hektare berada di wilayah Kecamatan Banyudono dan 47 hektare lainnya di wilayah Kecamatan Colomadu.

Terkait keberadaan areal lahan pertanian DI Gisik, Sutardjo menyatakan tersebar di sembilan desa. Desa-desa tersebut yaitu Banyudono, Batan, Trayu, Bangak, Denggungan, dan Kuwiran, seluruhnya ada di Kecamatan Banyudono, Boyolali, serta di Desa Ngasem dan Desa Bolon, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

Advertisement

Dia menjelaskan pendataan ulang luas lahan penting untuk menentukan jatah air irigasi dari DI Gisik. “Dengan begitu diharapkan ke depan tidak ada perselisihan atau kesalahpaman antarpetani akibat persoalan air. Terutama pada saat musim kemarau ketika ketersediaan air untuk irigasi areal persawahan sangat terbatas,” ujarnya.

Sutardjo menambahkan rapat pendataan ulang luas lahan dan musyawarah pembagian jatah air di DI Gisik direncanakan awal Januari 2011 mendatang. Pertemuan akan melibatkan Kepala Urusan (Kaur) Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) masing-masing desa di wilayah aliran DI Gisik, pengurus darmatirta, dan perwakilan dari unsur gabungan kelompok tani (Gapoktan) atau Poktan.

try

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : Boyolali Sawah
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif