SOLOPOS.COM - Seorang petugas di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Wonogiri tengah menata sejumlah arsip yang berserakan di salah satu ruangan di bagian gudang arsip, Senin (12/8/2013). Kondisi gudang tersebut memprihatinkan karena sudah empat tahun overload. (Ayu Abriyani KP/JIBI/Solopos)

  Seorang petugas di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Wonogiri tengah menata sejumlah arsip yang berserakan di salah satu ruangan di bagian gudang arsip, Senin (12/8/2013). Kondisi gudang tersebut memprihatinkan karena sudah empat tahun overload. (Ayu Abriyani KP/JIBI/Solopos)


Seorang petugas di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Wonogiri tengah menata sejumlah arsip yang berserakan di salah satu ruangan di bagian gudang arsip, Senin (12/8/2013). Kondisi gudang tersebut memprihatinkan karena sudah empat tahun overload. (Ayu Abriyani KP/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI-Kondisi gudang penyimpanan arsip milik Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Wonogiri memprihatinkan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Selama empat tahun gudang tersebut overload, beberapa bagian atap gudang ada yang bocor, dan rak tempat menaruh arsip serta dokumen juga belum sesuai standar.

Arsiparis Arpusda, Dewi Trilianti, mengatakan Arpusda memiliki dua unit gudang arsip. Satu gudang menjadi satu komplek dengan kantor Arpusda dan satu lagi terpisah tetapi masih di lingkungan yang sama.

“Sebenarnya ruang untuk menyimpan dokumen atau arsip itu adalah depo. Tapi, kami belum memiliki ruangan yang standar untuk sebuah depo, jadi sementara ini disebut gudang. Itu pun jauh dari kelayakan karena ada atap yang bocor dan rak yang belum sesuai standar. Padahal, ruangan itu harus tertutup tanpa kaca dan ada kipas angin atau AC [air conditioner],” katanya saat ditemui wartawan di Gudang Arsip, Senin (12/8/2013).

Anggaran Terbatas

Ia menambahkan dokumen yang disimpan idealnya sekitar 20.000 berkas di dalam masing-masing gudang. Namun, total dokumen yang tersimpan di kedua gudang milik Arpusda tersebut mencapai 80.000 berkas. Bahkan, beberapa di antaranya diletakkan begitu saja di lantai gudang.

“Sudah dua tahun ini atap kedua gudang juga bocor sehingga kami harus menjemur dokumen yang terkena air di bawah sinar matahari. Sebenarnya, hal itu tidak diperbolehkan karena akan merusak kertas. Sebab, mengeringkan arsip hanya boleh diangin-anginkan,” ujarnya.

Kepala Kantor Arpusda Wonogiri, Suradi, mengakui kenyataan kondisi gudang arsip tersebut. Keterbatasan anggaran yang hanya Rp400 juta setahun dari APBD membuat upaya perbaikan gudang menjadi terhambat.

Terpisah, Anggota Komisi A DPRD Wonogiri Abdullan Rabbani, mengatakan Pemkab kurang memperhatikan keberadaan dokumen atau arsip yang merupakan hal penting untuk daerah.

“Saat ini, Pemkab masih kurang memperhatikan kondisi kearsipan. Padahal, untuk mencari data-data dan fakta sejarah, membutuhkan arsip dan dokumen. Sedangkan saat ini, lokasinya kurang pas karena berada di pinggiran yang semestinya di tengah kota. Selain itu, anggaran yang disediakan juga minim,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya