SOLOPOS.COM - Calon penumpang berjubel di kompleks Terminal Jonggrangan Klaten menanti bus yang akan memberangkatkan mereka ke daerah tujuan, Sabtu (25/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Calon penumpang berjubel di kompleks Terminal Jonggrangan Klaten menanti bus yang akan memberangkatkan mereka ke daerah tujuan, Sabtu (25/8/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN—Para agen bus terpaksa menyewa bus pariwisata untuk mengakomodasi penumpang yang membeludak di Terminal Jonggrangan Klaten, Sabtu (25/8/2012).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pantauan Solopos.com di kompleks Terminal Jonggrangan, ribuan ratusan calon penumpang menanti bus yang akan membawa mereka ke tempat tujuan. Mereka berjubel di depan kantor perwakilan 32 agen bus di terminal tersebut. “Saya hendak berangkat ke Jakarta. Sudah hampir satu jam menunggu bus,” ujar Parno, seorang calon penumpang.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Jonggrangan, Dinas Perhubungan Klaten, Marjono, mengatakan terjadi lonjakan penumpang menuju Jakarta hingga 3.600% pada Jumat (24/8/2012) kemarin. Pada hari-hari biasa, penumpang bus yang berangkat menuju Jakarta dari Terminal Jonggrangan rata-rata hanya berkisar 49 orang. Pada Jumat kemarin terdapat 1.832 penumpang yang diangkut 53 bus ke Jakarta. “Pada hari-hari biasa, bus jurusan Jakarta yang beroperasi itu hanya 18 unit. Sekarang ada tambahan bus hingga 53 unit sehingga ada peningkatan 199%,” ujar Marjono.

Marjono mengakui terjadi kelonjakan penumpang dalam jumlah signifikan pada Jumat. Namun dia memrediksi kenaikan penumpang menuju Jakarta akan terjadi pada Sabtu dan Minggu (25-26/8/2012). Untuk mengangkut semua penumpang, agen terpaksa menyewa bus pariwisata dan menambah bus reguler. “Pada Jumat kemarin ada 24 bus pariwisata yang disewa. Pada hari ini [Sabtu] hingga pukul 14.00 WIB, sudah ada tambahan 15 bus pariwisata. Kalau penumpang terus melonjak, penggunaan bus pariwisata bisa bertambah,” paparnya.

Tingginya lonjakan penumpang, kata Marjono, dipengaruhi tidak adanya layanan balik gratis. Menurutnya Kementerian Perhubungan maupun lembaga swasta hanya menyelenggarakan mudik gratis tanpa disertai layanan balik gratis. “Biasanya penumpang itu baliknya sesuka hati. Mungkin itu yang mendasari tidak adanya layanan balik gratis bagi penumpang,” tutur Marjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya