SOLOPOS.COM - Salah satu lumbung padi yang menjadi ciri khas Desa Brojol, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Asal usul Desa Brojol dari kelahiran bayi di hutan.

Solopos.com, SRAGEN — Desa Brojol merupakan satu dari 10 desa di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Secara geografis, desa di pinggiran Kabupaten Sragen ini berada di area perbukitan sehingga sektor pertanian mengandalkan guyuran hujan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Brojol dalam bahasa Jawa yang berarti keluar dari wadahnya. Lalu, dari manakah asal muasal penamaan Desa Brojol? Kadus I Desa Brojol Tugimin Madyo Saputro menjelaskan asal muasal Desa Brojol.

Saat ditemui di kampungnya beberapa waktu lalu, Tugimin mengakui tidak ada tulisan atau naskah yang bisa menjelaskan asal muasal Desa Brojol. Meski begitu, asal muasal Desa Brojol itu sudah menjadi cerita turun temurun dari nenek moyang.

“Konon ceritanya dahulu ada sepasang suami istri yang berpetualang untuk mencari penghasilan. Ketika si istri hamil, keduanya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman,” jelas Tugimin.

Pasangan suami istri itu melewati hutan belantara menuju kampung halaman. Di tengah perjalanan itu, sang istri tak kuat lagi berjalan. Dia terlalu capai karena usia kandungannya sudah menginjak sembilan bulan. Kandungan mulai berkontraksi. Mereka kebingungan karena hutan itu masih jauh dari permukiman warga. Dipandu suaminya sendiri, si istri akhirnya bisa melahirkan dengan susah payah.

“Bayi itu brojol di tengah perjalanan pulang. Si suami itu kemudian memberi nama daerah itu dengan sebutan Brojol. Sejak saat itu, kawasan ini dikenal dengan sebutan Brojol,” terang Tugimin.

Demang pertama yang memimpin Desa Brojol adalah Toto Purnomo. Toto Purnomo hidup pada zaman penjajah Belanda. Bersama tokoh masyarakat setempat bernama Mbah Satro Wijoyo, Toto Purnomo merupakan tokoh yang membuka dan mendesain jalan utama di Brojol.

“Jalan itu dibuat dengan kerja bakti. Bagian permukaan jalan itu sudah dilapisi bebatuan sehingga mampu menahan beban yang berat. Sekarang sebagian besar jalan itu sudah diaspal atau dicor beton,” papar Tugimin.

Hingga kini, kediaman Toto Purnomo masih bisa ditemukan di Desa Brojol. Rumah kuno itu masih dirawat oleh keturunan dia. Rumah itu biasa dimanfaatkan oleh keluarga besar keturunan Toto Purnomo untuk berkumpul.

“Biasanya acara keluarga itu digelar setelah Lebaran. Meski keturunan Demang Toto Purnomo sudah berpencar, mereka bisa berkumpul setelah Lebaran,” jelas Tugimin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya