Soloraya
Senin, 25 Maret 2024 - 13:06 WIB

Asal Usul Borangan, Dukuh di Sragen yang Masih Melestarikan Tradisi Unik

Fanisa Tasya Nabilla  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dukuh Borangan di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Sragen. (Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN – Borangan merupakan salah satu dukuh di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Sragen. Nama Desa Borangan diambil dari kata borang yang berarti ranjau yang terbuat dari bambu.

Dukuh Borangan yang terletak sekitar 15 km dari pusat pemerintahan Kabupaten Sragen mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Namun ada juga yang menjadi buruh penglaju di Kota Solo.

Advertisement

Dukuh Borangan terbagi menjadi dua lokasi yang berdampingan, jika dari utara masuk wilayah administrasi Kelurahan Plupuh, namun dari arah Selatan masuk Kelurahan Gedongan. Dua lokasi tersebut terpisah oleh sungai kecil membentang dari arah Barat menuju Timur yang bermuara di Sungai Bengawan Solo.

Menurut laman sisca.sragenkab.go,id milik Sistem Informasi Cagar Budaya (SISCA) yang dikutip Solopos.com, Sabtu (23/3/2024) asal kata borangan dari kata barong yakni sesuatu yang menyerupai pagar dan mengelilingi wilayah sekitar desa.

Namun, untuk mempermudah pelafalan, maka disebut dengan borangan. Borang sendiri adalah sebuah ranjau yang terbuat dari bambu. Perangkap ini digunakan untuk menghambat gerakan dari musuh ataupun gangguan keamanan.

Advertisement

Jika ingin membayangkan bentuk borang, wujudnya semacam pagar yang dipasang mengelilingi suatu wilayah ataupun desa dengan kemiringan 60% dengan ujung runcing. Borang akan disamarkan dengan bambu ataupun daun-daun untuk mempersulit musuh untuk melewatinya.

Dalam kaitan dengan keamanan desa, borang diartikan sebagai gangguan dari kecu yaitu sebuah gerakan yang muncul secara frontal dan sekejap untuk mendapatkan keuntungan dari target korban yang sudah diintai.

Dukuh Borangan terletak tidak jauh dengan Dukuh Butuh yang terkenal sebagai tempat penyebaran ajaran agama Islam di wilayah sekitar Plupuh dan Masaran bagian timur. Tokoh legenda di sana bernama Ki Ageng Butuh serta Mbah Dawud.

Advertisement

Dukuh Borangan memiliki tradisi unik yang masih diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi tersebut yaitu membersihkan diri dengan air Sumur Kawak bagi calon pengantin. Mereka harus menyucikan diri dengan membasuh tangan dan wajah dari air sumur tersebut.

Adapun nilai yang ingin ditanamkan adalah ketaatan warga Dukuh Borangan untuk menjalankan amanah dari leluhur yakni menyempatkan waktu untuk membersihkan diri di Sumur Kawak ketika hendak menjalani prosesi pernikahan,

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif