SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong>–Bagor adalah nama desa di <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180413/491/910093/tak-terperinci-hasil-uji-kompetensi-perdes-sragen-dipertanyakan">Kecamatan Miri, Sragen</a>. Luas desa itu sekitar 615 hektare, dan berpenduduk 3.700 jiwa. Sisi barat desa ini berbatasan dengan wilayah Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali.</p><p>Sedangkan sisi timur berbatasan dengan Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen; dan sisi utara berbatasan dengan Desa Gilirejo Lama, Miri. Sementara untuk wilayah selatan, Desa Bagor berbatasan dengan Desa Brojol, Miri.</p><p>Karakteristik wilayah ini berkontur perbukitan, dan kurang subur. <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180416/493/910636/pertanian-klaten-petani-desa-gempol-beralih-menanam-padi-organik-ini-alasannya">Pertanian yang diterapkan</a> warga Bagor adalah tadah hujan. Bila dilihat dari strata ekonominya, penduduk Bagor mayoritas dari kalangan menengah ke bawah.</p><p>Kebanyakan dari mereka bekerja sebagai petani, buruh, dan pedagang. Bila dilihat dari sejarahnya, Desa Bagor awalnya berupa wilayah yang terdiri enam kampung (sekarang setingkat rukun tetangga/RT).</p><p>Masing-masing kampung itu dipimpin oleh seorang lurah. Dari enam lurah saat itu, lurah Kampung Bagor lah yang paing tua. Pada 1921 mereka bersepakat membentuk sebuah desa yang dipimpin oleh kepala desa (kades).</p><p>&ldquo;Karena lurah tertua adalah Mbah Wonokarso [Kampung Bagor], maka desanya dinamai Bagor. Kades pertama Bagor yaitu Mangun Pawiro, menjabat 1921 hingga 1971,&rdquo; ujar Kades Bagor, Kukuh Riyanto, Sabtu (2/6/2018).</p><p>Sedangkan nama Kampung Bagor sendiri sudah ada jauh hari sebelum terbentuknya Desa Bagor. Konon nama Bagor bermakna sebagai sebuah wadah besar atau tempat yang luas, tapi berpenduduk relatif sedikit.</p><p>&ldquo;Bagor jadi wadah bagi orang-orang tapi malah tidak ada orange, penduduke sitik. Dinamai Bagor agar siapa saja bisa dan mau masuk. Informasi dari para sesepuh, yang menamai Bagor yaitu Mbah Wonokarso,&rdquo; kata dia.</p><p>Seiring berjalannya waktu semakin banyak warga yang tinggal di wilayah Bagor. Mereka tersebar di sejumlah dukuh seperti Mojolegi, Tegalrejo, Kaliapang, Bagor, Muneng, dan Cabe. Pembangunan di desa ini kian santer.</p><p>Saat ini tengah dibangun <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180520/491/917205/jembatan-muneng-sragen-buka-akses-2-desa-terisolasi">jembatan di Muneng</a> dengan anggaran mencapai Rp9 miliar. Jembatan itu diharapkan bisa menjadi akselerator pembangunan wilayah desa itu. Utamanya mendukung geliat ekonomi warganya.</p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya