Soloraya
Selasa, 17 September 2019 - 11:30 WIB

Asal-Usul Desa Kajen Klaten, Ada Kaitannya Dengan Haji

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Pemberian nama desa di tanah Jawa tak lepas dari situasi dan kondisi di desa setempat, termasuk Desa Kajen di Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten.

Dalam sejarah lisan yang berlangsung secara turun-temurun, pemberian nama Kajen sebenarnya bermula dari kata haji. Di masyarakat Jawa, termasuk di Kajen, biasa menyebut seorang haji dengan kaji.

Advertisement

Cerita pemberian nama Kajen berawal dari adanya seorang sesepuh di desa setempat. Sesepuh ini diyakini pernah menjalankan ibadah haji di Mekkah.

Kejadian itu berlangsung jauh sebelum Indonesia merdeka. Waktu itu, Tanah Air masih masa penjajahan Belanda.

Advertisement

Kejadian itu berlangsung jauh sebelum Indonesia merdeka. Waktu itu, Tanah Air masih masa penjajahan Belanda.

Adanya orang yang dituakan di daerah setempat dan sudah berhaji itu menjadi acuan masyarakat zaman dahulu menyebut salah satu daerah di Kecamatan Ceper itu sebagai kaji. Sebutan kaji lama-lama berubah menjadi kajen.

Hingga sekarang, daerah tersebut dikenal dengan Kajen. “Di zaman dahulu, tak semua warga di sini dapat naik haji. Dari haji menjadi kaji, lantas menjadi nama desa, yakni Kajen. Cerita seperti ini masih melekat di masyarakat Kajen,” kata Kepala Desa (Kades) Kajen, Joko Purnomo, kepada Solopos.com, Jumat (13/9/2019).

Advertisement

“Harapan kami seperti itu. Semoga, warga di sini semuanya kajen [selalu terhormat]. Saat sekarang juga sudah berbeda dengan zaman dahulu. Di zaman sekarang, jumlah kaji di sini sudah banyak,” katanya.

Desa Kajen yang berpenduduk 4.000-an jiwa ini terdiri atas enam dukuh. Di antara dukuh itu, yakni Kajen, Topeng, Kajen, Sumberjo, dan lainnya.

Mayoritas warga di Kajen mengandalkan hasil pertanian sebagai mata pencaharian. Areal pertanian di Kajen mencapai kurang lebih 200 hektare.

Advertisement

Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan desanya, Pemerintah Desa (Pemdes) Kajen terus berupaya melakukan pembangunan. Hal itu termasuk di bidang perbaikan talut, saluran irigasi, jalan, dan pembangunan fisik lainnya.

Pada 2019, total dana desa yang dikelola Pemdes Kajen senilai Rp962,5 juta. Sedangkan alokasi dana desa (ADD) senilai Rp340,7 juta.

“Berbekal anggaran yang ada itu, kami bertekad terus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Utamanya para petani. Dengan kesejahteraan yang baik, harapannya masyarakat Kajen akan terus kajen atau dalam kondisi selalu terhormat,” katanya.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif